Banjir Aceh Selatan, 3.985 Jiwa Jadi Korban

Baca Juga

MATA INDONESIA, ACEH – Sebanyak 3.985 jiwa dilaporkan menjadi korban terdampak banjir satu meter lebih yang melanda 17 gampong atau desa di empat kecamatan di Aceh Selatan, pada Senin 27 Juli 2020 malam.

“Ada 3.985 orang terdampak, dari total 912 rumah atau keluarga yang jadi korban banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi di Banda Aceh, Selasa 28 Juli 2020.

Dari seluruh korban, sebagian besarnya adalah penduduk 10 gampong di salah satu kecamatan, yakni Kota Bahagia, yang terdampak paling parah dengan kedalaman air mencapai 1,2 meter.

Sementara di Desa Alur Dua Mas ada 1.171 jiwa dengan 259 unit rumah terendam banjir, Ujong Tanoh 1.341 orang dengan 237 rumah, Seuneubok Keuranji 459 jiwa dengan 117 rumah, dan Beutong 315 orang dengan 84 unit rumah tergenang banjir.

Lalu Desa Gunong Rayek 327 jiwa dengan 100 unit rumah, Jambo Keupok 106 orang dengan 40 rumah, Gunong Cut 100 jiwa dengan 34 rumah, Rambong 40 orang dengan jumlah rumah masih dalam pendataan, dan Bukit Gadeng baik jumlah penduduk maupun rumah masih didata.

Sisanya 126 jiwa dengan 41 unit rumah terdiri dari 120 jiwa dan 40 rumah di antaranya penduduk Desa Teungoh. Lalu dua desa, yakni Pulo Paya dan Ladang Rimba hanya terjadi genangan air dengan jumlah jiwa masih dalam pendataan di Kecamatan Trumon Tengah.

Sementara BMKG menyatakan hujan lebat dengan potensi banjir dan longsor masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan di sejumlah wilayah Aceh, akibat pusat tekanan rendah dari kawasan Asia.

“Ada tekanan rendah di Asia, sehingga massa udara di Samudera Hindia itu bergerak. Sampai di Aceh, membelok. Kondisi ini diperkirakan masih berlangsung hingga pekan ini,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Metrologi Sultan Iskandar Muda Aceh, Zakaria Ahmad.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini