Balas Dendam, Ayah Tikam Tubuh Pria yang Menjual Putrinya ke Mucikari

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Seorang ayah secara brutal membunuh kekasih putrinya. Bukan hanya itu, pelaku yang bernama John Eisenman itu juga membiarkan tubuh Aaron Sorenson itu membusuk di dalam mobil selama hampir setahun!

Bukan tanpa alasan Eisenman membunuh kekasih dari putri yang ia cintainya. Menurut penuturan polisi di negara bagian Washington, Aaron menjual kekasihnya atau putri John ke jaringan perdagangan seks.

Jelas saja apa yang dilakukan Aaron membuat Eisenman murka. Pria berusia 60 tahun itu pun berulang kali menikam tubuh Aaron Sorenson yang masih berusia 19 tahun itu sebelum memasukkan jasadnya ke dalam mobil.

Tubuh Aaron yang membusuk ditemukan di bagasi mobil yang ditinggalkan di Spokane – sebuah kota di negara bagian Washington timur – pada bulan lalu, kata polisi dalam siaran pers. Penyidik ​​meyakini korban tewas pada November 2020.

Pihak berwenang mengatakan bahwa Eisenman mengetahui kabar putrinya yang masih kecil itu diperdagangkan secara seksual ke Seattle pada Oktober tahun lalu. Laporan menyebutkan bahwa Sorenson menjualnya senilai 1,000 USD atau sekitar 14 juta Rupiah.

Beruntungnya, Eisenman mampu menyelamatkan putrinya dan membawanya kembali ke Spokane di bulan yang sama. Sebulan kemudian, Eisenman menjalankan aksi balas balas dendamnya.

“Pada November 2020, Eisenman mengetahui pacar putrinya akan berada di sebuah lokasi di Airway Heights, WA. Eisenman  menunggu korban dan mengonfrontasi remaja berusia 19 tahun itu saat ia tiba,” kata polisi dalam sebuah pernyataan, news.com.au.

 “Selama pertemuan itu, Eisenman menculik korban, mengikatnya dan menempatkannya di bagasi kendaraan. Eisenman kemudian menyerang korban dengan memukul kepalanya dengan balok kayu dan kemudian menikamnya berulang kali, menyebabkan kematiannya,” tutur pihak kepolisian.

Setelah pembunuhan itu, Eisenman mengendarai kendaraannya ke daerah terpencil di Kabupaten Spokane Utara dan meninggalkan mobil dengan tubuh Aaron yang berada di dalam bagasi.

Polisi mengatakan Eisenman ditangkap dan diserahkan kepada petugas tanpa insiden maupun perlawanan. Sebelum penahanannya, Eisenman diketahui tidak memiliki sejarah kriminal selain kekerasan yang ia lakukan terhadap mantan kekasih putrinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini