MATA INDONESIA, JAKARTA – Deklarasi ISIS tentang khilafah menjadi sebuah doktrin yang memengaruhi pelaku teror untuk percaya bahwa berbaiat pada organisasi mereka adalah bukti kesempurnaan Tauhid. Mantan narapidana terorisme dan penulis buku ‘Internetistan Jihad Zaman Now’ Arif Budi Setyawan menegaskan bahwa kelompok teroris menganggap hanya ISIS yang menerapkan syariat Islam.
“Menurut mereka hanya ISIS yang telah menerapkan syariat Islam di muka bumi sehingga bukti bahwa mereka menginginkan tegaknya syariat Islam sebagai tuntutan tauhid adalah dengan berbaiat pada pimpinan ISIS,” kata Arif kepada Mata Indonesia News, Rabu 24 Februari 2021.
Pemahaman ekstrem ini semakin memperkuat mereka untuk melawan pihak yang dinilai tidak sepaham atau disebut juga dengan thaghut. Fenomena ini semakin berbahaya karena bisa memicu seseorang antusias untuk melakukan aksi teror.
Bila aksinya sudah dilakukan maka dianggap sebagai dukungan dan kesetiaan terhadap ISIS. Virus inilah yang dinilai sangat berbahaya bila terus menyebar secara masif.
“Pemahaman bahwa tauhid baru sempurna ketika seseorang terlibat dalam upaya memerangi thaghut (terlibat amaliyah, menyumbang dana, menyebarkan propaganda) dan berbaiat pada ISIS,” kata Arif.
Salah satu contoh seseorang yang sudah berbaiat pada ISIS dan melakukan aksi teror adalah Aman Abdurrahman. Ia merupakan kepanjangan tangan ISIS di Indonesia dan telah beberapa kali berperan sebagai otak dalam serangan teror.
Aman Abudrrahman tercatat terlibat dalam sejumlah serangkaian aksi teror mulai dari ledakan di rumah kontrakannya di Cimanggis, Depok. Kemudian ia terlibar dalam pelatihan militer di Jalin Jantho, Aceh Besar pada 2010.
Sementara pada kasus bom Thamrin, ia diduga berperan sebagai otak untuk melancarkan serangan teror. Ia juga diduga berperan dalam insiden pelemparan bom ke Gereja HKBP Oikumene, Samarinda serta aktor utama dalam peristiwa bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, 24 Mei 2017.
