Badai Salju di Pegunungan di Iran Menewaskan 12 Pendaki

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Badai salju telah menewaskan 12 pendaki di pegunungan di utara iu kota Iran, Teheran. Sementara arus deras membuat kapal di Teluk terbalik dan awaknya dilaporkan hilang.

Mayat dua pendaki ditemukan pada Minggu (27/12), menambah jumlah korban menjadi 12 orang setelah salju lebat. Hal ini dilaporkan Reza Zarei, kepala federasi pendakian gunung Iran, seperti dikutip oleh TV pemerintah.

Salju lebat dan angin kencang di beberapa bagian di Iran dalam beberapa hari terakhir telah menutup banyak jalan dan mengganggu transportasi. Teheran sendiri terletak di kaki pegunungan Alborz yang memiliki beberapa resort ski dan jalur pendakian yang popular.

“Saat ini operasi penyelamatan telah usai, dan semua orang yang hilang telah ditemukan,” kata penyiar IRIB mengutip Reza Zarei, melansir Reuters, Senin, 28 Desember 2020.

Sementara itu, otoritas maritim sedang mencari enam awak kapal pengangkut Iran dan India yang terbalik di dekat Selat Hormuz di mulut Teluk pada Jumat (27/12), dalam situs remi IRIB.

“Tujuh kelompol yang terdiri dari empat orang tengah mencari … tetapi karena kondisi cuaca yang tidak mendukung, tidak mungkin untuk mencari lewat udara sekarang,” kata Wakil Kepala Badan Maritim Regional Iran, Esmail Makkizadeh.

Meski tengah melakukan pencarian, pihak berwenang Iran juga membagikan informasi ini kepada kapal dan pusat pencarian serta penyelamatan Angkatan Laut Oman, Uni Emirat Aran, dan Pakistan mengenai awak yang hilang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini