MATA INDONESIA, BRUSSELS – kenaikan harga makanan, tagihan energi yang melonjak tajam, dan kefrustasian terhadap politisi dan pengusaha membawa 10.000 orang turun ke jalan di Brussels.
Aksi ini terjadi pada 21 September 2022. Mereka menyebut gerakan mereka sebagai hari aksi nasional.
Serikat pekerja dan polisi kota mengatakan bahwa sekitar 10.000 orang ambil bagian dalam aksi ini. Orang-orang dari seluruh penjuru Belgia berkumpul dan berbaris di belakang spanduk bertuliskan “Hidup terlalu mahal, kami menginginkan solusi sekarang,” dan “ Semuanya naik kecuali upah kami.”
Mereka juga membawa plakat bertanda “Bekukan Harga, bukan orang”. Adanya aksi ini membuat lalu lintas kita dan angkutan umum terganggu.
Sebuah jajak pendapat media Belgia minggu ini menunjukkan bahwa 64 persen orang khawatir mereka mungkin tidak mampu membayar tagihan listrik dan gas.
Tagihan warga Belgia kini telah meningkat sebanyak dua kali lipat.
Sementara 80 persen responden mengatakan mereka sudah mencoba untuk membayarnya dengan terus melakukan penghematan energi dan air.
Melansir dari ABC News, seorang pengunjuk rasa bernama Pascal Kraeso mengatakan “Ketika kita berbelanja bahan makanan, apa yang ada di keranjang sekarang harganya 20,30 euro lebih banyak, atau bahkan lebih tergantung pada toko yang Anda kunjungi. Kami mencapai titik saat dompet kami tidak dapat mengikuti.”
Agustus lalu, Perdana Menterei Alexander de Croo memperingatkan bahwa lima hingga sepuluh musim dingin berikutnya akan sulit. Hal ini akibat dari harga listrik dan gas alam yang tinggi akibat perang Ukraina.