Astronom Temukan 13 Lubang Hitam Baru, Bumi Terancam?

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL - Baru-baru ini, Asosiasi Astronom Amerika merilis bahwa telah ditemukan 13 lubang hitam berukuran besar baru di sejumlah galaksi jauh.

Astronom dari Montana State University, Amy Reines menjelaskan, saat ini ia dan sejumlah peneliti lain tengah mengkaji lebih dalam, bagaimana proses terbentuknya lubang hitam itu, termasuk skala kemunculannya yang misterius.

Namun, para astronom masih belum bisa mengetahui, apa dampak yang pasti dari kemunculan lubang hitam terhadap bumi secara langsung.

Mengutip skyandtelescope, Kamis 9 Januari 2020, para astronom menemui kendala, yakni lubang hitam kecil yang sulit ditemukan.

Tim tersebut telah menemukan setidaknya 151 galaksi kerdil dengan nukleus galaksi aktif (AGN), dan lubang hitam yang mengejar gas panas itu, hanya menemukan lubang hitam paling terang. Atau bisa disebut sebagai pemakan yang paling rakus di wilayahnya.

Untuk memaksimalkan upayanya, tim tersebut melakukan pendekatan dengan beralih ke pengamatan radio. Alhasil, dengan mengambil sampel yang jauh lebih besar, para astronom juga telah melihat 111 galaksi kerdil yang muncul di radio dan data optik.

Bahkan penemuan lainnya adalah massa Awan Magellan Besar, dan galaksi kerdil yang paling masif di lingkungan Bimasakti. Rata-rata, galaksi yang dimaksud terletak 230 juta tahun cahaya.

Dari 111 pengelihatan ini, sebanyak 35 berisi daerah kompak yang memancarkan gelombang radio. Sebanyak 13 diantaranya memiliki sumber radio yang terlalu terang jika dikaitkan dengan pembentukan bintang atau supernova.

“Saat ini para astronom telah menemukan beberapa ratus kandidat lubang hitam kerdil di galaksi kecil tadi yang memiliki berbagai tingkat ketidakpastian,” kata Reines.

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini