Mata Indonesia, Yogyakarta – Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas andalan bagi pendapatan nasional dan devisa negara, dimana total ekspor perkebunan pada tahun 2018 mencapai US$ 28,1 miliar atau setara dengan Rp393,4 Triliun dan bahkan menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebut bahwa industri kelapa sawit berhasil menopang ekonomi Indonesia sepanjang 2023 sebanyak Rp600 triliun.
Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap perekonomian nasional diharapkan semakin meningkat dalam memperkokoh pembangunan perkebunan secara menyeluruh.
Semenjak Indonesia menjadi produsen utama kelapa sawit di dunia pada tahun 2006 yang lalu, permintaan produk olahan kelapa sawit Indonesia terus meningkat.
Menanggapi permintaan pasar CPO yang sangat besar belakangan ini memunculkan kampanye negatif yang menuduh bahwa kelapa sawit adalah biang keladi terjadinya perubahan iklim, merusak lingkungan, menyerap banyak air, deforestasi hutan, penyebab pemanasan global dan juga merusak lahan gambut serta minyak yang mengandung kolestrol.
Isu negatif yang kerap dihembuskan oleh negara-negara maju pada pengembangan kelapa sawit Indonesia juga masih belum
jelas, apakah hal itu memang benar-benar untuk melindungi dunia dari ancaman perubahan iklim atau sekedar untuk mempertahankan kepentingan negara-negara maju tersebut.
Maka dengan itu, perlu adanya satu forum yang mempersatukan beberapa stakeholder lembaga sawit dan kelompok yang bergerak di lingkungan guna menciptakan solusi efektif untuk masalah ini.
Ketua Umum Asosiasi Planters Muda Indonesia menyatakan dengan tegas bahwa anak muda harus berani dalam menyampaikan kebenaran terhadap isu-isu negatif kelapa sawit. Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada pembukaan acara Workshop UMKM Muda pagi tadi 18 Mei 2024 di Yogyakarta.
“Anak muda harus tampil berani dalam menyampaikan kebenaran untuk menangkal isu-isu negatif yang melibatkan kelapa sawit. Tidak ada satu kata toleransi sedikitpun kepada negara-negara luar untuk menganggu komoditas kelapa sawit Indonesia. Asosiasi Planters Muda Indonesia menginisiasi diskusi untuk
menyatukan masukan-masukan anak muda dalam mengawal perkebunan Indonesia”, tegas Muhammad Nur Fadillah.
Workshop UMKM Muda: Indonesian Plantation Watch 2024 Vol 1 Daerah Istimewa Yogyakarta ini mengangkat tema “Black Campaign terhadap Perkebunan dan Produk Turunan Kelapa Sawit: Sebatas Politik Dagang atau Tanda Ketidaksempurnaan yang Nyata?. Kegiatan ini dilaksanakan pada 18 Mei 2024 di Auditorium LPP Yogyakarta.
Jumlah peserta yang dilibatkan sebanyak 200 orang dengan berbagai komponen mulai dari ketua BEM hingga mahasiswa di puluhan kampus Yogyakarta, masyarakat umum, dan kelompok UMKM yang berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan ini bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Kemudian melibatkan narasumber seperti Anwar Sadat (Staf Senior Analis BPDPKS), Irma Rachmania (Wakil Sekretaris Jenderal APROBI), Prof Subejo S.P., M.Sc., PhD (Guru Besar Sosial Ekonomi UGM), dan Dimas Ramadhan Perdana (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia-Yogyakarta) yang langsung dipandu oleh moderator Ferry Anggara (Presenter TVRI Yogyakarta). Serta melibatkan juga panelis representatif akademis yaitu Dr. Sri Gunawan, S.P., M.P (Ketua ALPENSI), dan Prof Dr. Ir. H Chafid Fandeli, M.S (Rektor Institut Teknologi Yogyakarta).
Namun sebelumnya acara ini dimulai dengan salam sambutan dari Muhammad Nur Fadillah (Ketua Umum APMI), Mula Putera (Koordinator Kelapa Sawit DITJENBUN Kementerian Pertanian RI) dan dibuka secara simbolis oleh Helmi Muhansah (Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi BPDPKS).
Lebih lanjut juga, dalam acara ini memberdayakan mahasiswa/i Institut Seni Yogyakarta dalam penampilan kesenian seperti Master Of Ceremony dengan 3 bahasa (Indonesia, Inggris, Jawa), Penampilan Tari Nusantara, serta band kesenian anak-anak muda dan petugas lainnya.
Terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan pada acara ini yaitu Diskusi Paralel dan Pesta Sawit Bersama Rakyat berupa pameran produk UMKM yang berbasis kelapa sawit.
Tujuan dari kegiatan ini adalah bentuk kepedulian anak-anak muda melalui asosiasi planters muda Indonesia untuk menciptakan solusi-solusi efektif dengan diskusi paralel.
Serta melaksanakan pameran produk UMKM guna untuk memberikan pengetahuan kepada pelaku UMKM bahwa produk-produk yang mereka jual belikan tidak terlepas dari produk turunan kelapa sawit.
Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Helmi Muhansah menyebut bahwa lewat produk turunan kelapa sawit tidak hanya dirasakan oleh perusahaan besar saja. Melainkan juga bisa dinikmati oleh masyarakat biasa dan pelaku UMKM.
”Kami juga punya divisi untuk bermitra dengan UMKM agar produk turunan sawit dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM, termasuk daerah yang bukan penghasil sawit,” ujarnya.
Harapan dari diskusi dan pesta sawit bersama rakyat ini adalah meningkatkan nilai-nilai kesadaran pada anak-anak muda bahwa perlu adanya pengawalan dalam proses pembangunan perkebunan kelapa sawit Indonesia.
Kegiatan ini bukan sebagai forum ajang tarung bebas untuk memecahkan keberagaman cara berpikir kita. Namun kegiatan ini adalah forum merumuskan gagasan-gagasan yang akhirnya adalah menghasilkan solusi efektif untuk menanggulangi permasalahan perkebunan kelapa sawit Indonesia.