Ashraf Ghani Minta Maaf Kabur dari Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Sehari setelah Taliban mengumumkan pembentukan pemerintahan barunya di Afghanistan, mantan Presiden Ashraf Ghani memberikan keterangan terkait kaburnya dia ke Uni Emirat Arab.

Mengutip kantor berita Al Jazeera, Ashraf Ghani meminta maaf telah kabur dari Afghanistan di saat rakyat membutuhkannya. Ghani juga meminta maaf atas caranya memimpin Afghanistan selama ini. Ia pun membantah kabar dirinya kabur dengan membawa banyak uang. Ia mengatakan dirinya tidak mencuri sepeserpun uang warga Afghanistan.

Khusus keputusannya untuk kabur dari Kabul, Afghanistan, pada 15 Agustus 2021 lalu, menurut Ghani atas pertimbangan aparat keamanan Istana Kepresidenan. Aparat keamanan, kata ia, menyarankannya untuk kabur karena ada potensi perpecahan di jalan akibat ulah Taliban.

“Meninggalkan Kabul adalah salah satu keputusan tersulit dalam hidup saya. Saya mempercayainya untuk mencegah baku tembak dan menyelamatkan warga Kabul yang berjumlah 5 juta orang,” ujar Ghani.

Bantah Mencuri Uang

Ghani juga membantah kabar mencuri uang jutaan dolar Amerika. Menurut kabar yang beredar, ia telah mencuri uang senilai USD 169 juta.

Kabar tersebut menurut Ghani tidak benar. Duta Besar Afghanistan di Tajikkistan, Zahir Aghbar adalah orang pertama yang menyebarkan isu tersebut. ”Dengan rasa penyesalan mendalam, saya meminta maaf masa kepemimimpinan saya berakhir dengan tragedi yang sama dengan pendahulu saya. Saya meminta kepada warga Afghanistan karena gagal membuat perubahan,” ujar Ghani.

Ghani meninggalkan Afghanistan pada Minggu 15 Agustus 2021 ketika Taliban mendekati Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Muncul spekulasi yang menyebutkan Ghani melarikan diri ke Tajikistan, Uzbekistan, atau Oman.

Ashraf Ghani adalah seorang politikus yang terpilih sebagai presiden Afghanistan selama dua kali. Selain itu, ia adalah antropolog pendidikan dan telah mengajar di Universitas Colombia dan Universitas Johns Hopkins.

Ia lahir pada 12 Februari 1949 dalam keluarga Pashtun yang kaya di Afghanistan dan menghabiskan masa kecilnya di provinsi Logar. Pada 1973, ia mendapat gelar sarjana Antropologi dari American University di Beirut.

Sebelum mencalonkan diri sebagai presiden, Ashraf Ghani adalah penasihat utusan khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan. Ashraf Ghani pernah juga menjadi bagian dari Bank Dunia. Ia memperoleh pengetahuan tentang sarana pembangunan internasional. Dia juga pernah menjadi Menteri Keuangan Afghanistan selama dua tahun berturut-turut dan memainkan peran penting dalam kemajuan ekonomi negara itu setelah jatuhnya pemerintahan Taliban.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Pastikan Langkah Hukum Tegas Terhadap OPM Pelaku Kekerasan

Jayapura - Pemerintah, melalui TNI dan Polri, menegaskan komitmennya untuk mengambil tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini