MATA INDONESIA, JAKARTA-Tahun 2021 di masa pandemi, kegiatan ekspor memperlihatkan kinerja yang positif. Hampir seluruh kelompok barang menjadi indikasi ekonomi Indonesia telah cukup agresif memanfaatkan peluang pasar internasional untuk mempercepat pemulihan.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani mengatakan ekspor Indonesia bisa melanjutkan tren pertumbuhan produk berorientasi ekspor terus digenjot.
Hal ini makin optimal jika diiringi dengan agresivitas dalam penetrasi pasar dan pemberian fasilitasi ekspor kepada pelaku usaha. “Kami sangat yakin kinerja ini bisa dipertahankan karena permintaan di pasar internasional sangat baik pertumbuhannya dan kuat sejak kuartal keempat 2020 di hampir semua komoditas,” katanya.
Meski demikian, Shinta memperingatkan soal ketidakpastian yang masih membayangi kinerja impor.
Menurutnya, pertumbuhan impor bahan baku/penolong maupun modal akan sangat bergantung pada pemulihan konsumsi masyarakat sepanjang tahun.
Pelaku usaha memperkirakan impor masih bisa naik setidaknya sampai Lebaran yang datang bersamaan dengan momentum konsumsi yang tinggi. Namun, usai Ramadan dan Lebaran berakhir, ketidakpastian dipandang masih sangat besar.
Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, konsumsi cenderung melambat setelah Ramadan dan Lebaran atau bahkan mengalami kontraksi.
Oleh karena itu, Shinta berpendapat upaya untuk meningkatkan kinerja di sisi pasokan akan lebih besar setelah Ramadan dan Lebaran agar pemulihan daya beli masyarakat bisa segera terjadi melalui peningkatan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja kembali.
Dengan demikian, impor dan kinerja sektor industri yang berorientasi pasar domestik bisa dipertahankan.
“Meskipun masih sangat fragile dan butuh kerja keras hingga akhir tahun, kami melihat arah menuju pemulihan ekonomi dan kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mendukung pemulihan sudah on the right track,” katanya.