MINEWS, JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memerintahkan menebang sejumlah pohon rindang yang tertanam di sepanjang trotoar kawasan Cikini, tepatnya di sebrang Stasiun KRL Cikini, Jakarta Pusat. Tindakan tersebut dilakukan sejak Senin 4 November 2019 lalu.
Penebangan pohon yang diketahui berjenis angsana dan beringin ini dengan usia puluhan tahun itu menuai kontroversi, meski alasannya untuk pemugaran trotoar.
Meski begitu, trotoar yang dahulunya teduh dan dihuni pepohonan hijau nan rindang kini telah tiada. Teriknya matahari langsung menyengat ke kulit tanpa adanya penghalang.
Muawanah (58), pejalan kaki yang sedang menuju ke Pasar Kembang Cikini mengaku menyayangkan penebangan pohon ini. Menurutnya, trotoar tempat ia biasa berjalan kaki  jadi semakin gersang dan panas.
“Saya biasa lewat sini, lumayan adem banyak pohon. Banyak ojol juga yg sering neduh dibawah pohon,†kata Muawanah saat diwawancarai Mata Indonesia News/Minews.id, baru-baru ini.
Ia pun mengaku tak mengerti apa tujuannya pepohonan yang tertanam puluhan tahun itu ditebang. Ia berharap di trotoar itu bisa dibuatkan halte agar mereka yang kepanasan dan kehujanan bisa berteduh.
“Aturan bisa dibuat halte. Satu disini, satu disini, biar bisa buat ngadem lagi gantiin pohonnya,†ujarnya sambil menunjukan bekas-bekas akar pohon yang ditebang.
Tak hanya Muawanah, Mustar (50) dan Agus (35) juga merasa dirugikan dengan ditebangnya pohon beringin dan angsana ini. Bahkan, Mustar menuturkan jika pohon rindang justru harus dijaga dan sangat rugi jika ditebang begitu saja.
“Harusnya tanamin pohonlah sebagus mungkin. Kan buat penghijauan, enak dilihat,†kata Mustar
Ia pun menuturkan, lebih baik jika pohon-pohon tersebut dirapihkan. Bukan di tebang habis.
“Di papah aja aturan mah atas-atasnya. Dirapihin. Jangan di abisin begini,†ujarnya.
Agus pun demikian, ia mengungkapkan keresahannya pasca ditebangnya pohon-pohon di cikini.
“Itu kan buat oksigen. Kalau ditebang dan di ganti baru juga kan nunggu besarnya lagi lama,†ucap Agus.
Ia pun merasa terganggu saat berjalan di trotoar itu. Pasalnya, jalananya pun menjadi rusak dan sulit dilewati.
“Saya udah nggak ngerti lagi. JPO yang di Sudirman nggak ada atapnya, sekarang pohon ditebangin,†kata dia. (Annastasya Rizqa/RyV)