MATA INDONESIA, JAKARTA – Pandemi virus corona belum juga mengindikasikan tanda-tanda akan berakhir. Hingga Jumat (7/5), infeski virus corona di dunia tercatat sebanyak 156,672,876 kasus dengan kematian mencapai 3,3 juta jiwa.
Namun, Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) Universitas Washington memperkirakan jumlah pasien meninggal akibat virus mematikan tersebut dua kali lipat dari jumlah yang dilaporkan. IHME menyebut ada sekitar 6,9 pasien di seluruh dunia yang merenggang nyawa.
IHME –yang merupakan organisasi penelitian kesehatan independen yang memberikan barometer dari masalah kesehatan dunia, mengatakan mayoritas negara hanya mencatat kasus virus corona yang berada di rumah sakit. Padahal, banyak pasien terinfeksi yang mungkin belum terdata secara resmi.
“Kematian akibat infeksi virus corona yang dilaporkan sangat terkait dengan tingkat pengujian di suatu negara,” kata Direktur IHME, Christopher Murray, melansir Reuters, Jumat, 7 Mei 2021.
“Jika Anda tidak melakukan tes terlalu banyak, kemungkinan besar Anda akan melewatkan kematian akibat COVID,” sambungnya.
Sebagai catatan, beberapa laporan IMHE sempat dijadikan rujukan oleh Gedung Putih karena laporan mereka diawasi dengan ketat oleh pejabat kesehatan masyarakat.
Di Amerika Serikat, analisis memperkirakan kematian terkait COVID-19 lebih dari 905 ribu. Angka resmi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS pada Rabu (5/5) memperkirakan 575.491 kematian karena virus corona baru.
“Banyak negara telah mencurahkan upaya luar biasa untuk mengukur jumlah korban pandemi, tetapi analisis kami menunjukkan betapa sulitnya melacak secara akurat penyakit menular baru dan cepat menyebar,” kata Murray.