MINEWS, JAKARTA-Nama calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo ikut terserat dalam kisruhnya masalah internal Partai Demokrat.
Pasalnya keduanya di gadang-gadang bakal dijadikan ketua umum partai berlambang mercy ini. Semua itu terkuak dari cuitan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief yang mengklaim Max Sopacua dkk berencana mengupayakan agar keduanya menjadi ketum.
Sebelumnya, Max Sopacua cs membentuk Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) dan mendorong pembenahan organisasi melalui pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) pada September.
“Kami sudah tahu kalau Mubarok, Max Sopacua akan mendatangkan kursi Ketum Demokrat kepada Sandi Uno, Gatot Nurmantyo dll,” ucap Andi melalui akun Twitternya, @AndiArief_ Minggu (16/6).
“Menjadi makelar memang kerap menguntungkan, tapi Sandi Uno atau Gatot Nurmantyo bukan orang yang bodoh yang bisa dibohongi,” katanya.
Andi pun mengkritik Max Sopacua dkk tidak pernah lagi berbuat sesuatu untuk Partai Demokrat. Andi juga menyebut ada pihak luar yang ikut dalam gerakan bentukan Max Sopacua dkk ini. Akan tetapi, dia tidak mengungkap identitasnya. Andi hanya menegaskan bahwa saat ini bukan saat yang tepat untuk berkonflik.
“Tidak tepat waktunya mengajak kami dan Pak SBY berkelahi. Sekarang kami sedang berduka atas kepergian Ibu Ani,” katanya.
Sebelumnya, Max Sopacua, Ahmad Mubarok, Ahmad Yahya, Ishak dan beberapa kader senior lainnya membentuk GMPPD. Mereka menganggap Demokrat perlu melakukan introspeksi lantaran hanya memperoleh 7,7 persen suara.
Pembenahan organisasi dianggap sebagai solusi konkret. Mereka mengusulkan agar Kongres Luar Biasa dilaksanakan pada September tahun ini. Namun itu semua tergantung bagaimana respon dari para kader terlebih dahulu.
Sejauh ini, DPD Demokrat berbagai provinsi menolak usul GMPPD terkait KLB. Mereka justru mendesak DPP agar menindak tegas Max Sopacua cs karena dinilai membuat gaduh permasalah internal dengan membawanya ke hadapan pers sehingga diketahui publik.