MATA INDONESIA, JAKARTA – Jejak kaki dinosaurus ditemukan oleh seorang gadis berusia empat tahun bernama Lily Wilder di dekat pantai Bendricks Bay, South Wales, Inggris.
Lily menemukan jejak dinosaurus itu saat berjalan di sepanjang pantai bersama ayah dan anjing peliharaannya. Jejak kaki itu berada di atas batu yang kira-kira setinggi bahunya. Saat melihatnya, Lily segera memanggil ayahnya. “Dia sangat bersemangat, namun tidak begitu memahami betapa menakjubkannya itu,” kata ibunya, Sally Wilder.
Sally juga mengungkapkan bahwa suaminya mengambil foto penemuan anaknya tersebut dan kemudian membagikannya kepada keluarga. Setelah mendapat dorongan dari keluarga, mereka memutuskan menghubungi ahli fosil setempat untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Cindy Howells, kurator paleontologi Museum Nasional Wales, menggambarkan jejak kaki dinosaurus yang diduga berusia 220 juta tahun itu sebagai spesimen terbaik yang pernah ditemukan di Bendricks Bay.
Meskipun belum dapat diidentifikasi secara tepat jenis dinosaurus yang meninggalkan jejak 10 sentimeter tersebut, kemungkinan besar jejak kaki itu dibuat oleh dinosaurus yang tingginya sekitar 75 sentimeter (29,5 inci) dan panjang 2,5 meter (sekitar 8 kaki).
Kemungkinan lainnya, jejak itu berasal dari hewan berekor yang memiliki tubuh ramping, berjalan dengan kedua kaki belakangnya, dan secara aktif berburu hewan kecil maupun serangga. Jejak spesimen ini umumnya dikenal sebagai Grallator.
Howells meyakini, penemuan jejak itu dapat membantu para ahli mengetahui lebih lanjut tentang cara dinosaurus berjalan. Pengawetan yang spektakuler dapat membantu menjelaskan lebih banyak struktur kaki karena bantalan dan bahkan jejak cakar dapat terlihat lebih jelas.
Sayangnya, tidak ada tulang fosil yang cocok dengan jejak penemuan Lily tersebut. Kendati begitu, terdapat jejak kaki serupa telah ditemukan di Amerika Serikat, yang diketahui dibuat oleh dinosaurus Coelophysis.
Perizinan untuk secara legal menghapus jejak kaki tersebut dari pantai sudah diberikan oleh Natural Resources Wales dan fosil telah dipindahkan dengan aman ke Museum Nasional Cardiff untuk dipelajari lebih lanjut.
Museum Nasional Cardiff yang saat ini ditutup karena pandemi Covid-19 mengatakan bahwa setelah museum dibuka kembali, Lily dan sekolahnya akan diundang untuk melihat fosil tersebut. Selain itu, nama Lily juga akan dicantumkan sebagai penemu resmi.
Reporter: Safira Ginanisa