MATA INDONESIA, JAKARTA – Alhamdullilah, sikap kegotongroyongan dan kemandirian dari warga Jakarta semakin kuat mengakar.
Meredam pandemi Covid-19, warga terus memastikan kesehatan dan keamanan lingkungan sekitarnya. Tekanan impactnya secara ekonomi juga diurai bersama-sama.
Sikap ini jadi sinyal positif implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, 10-23 April 2020.
”Sikap kegotongroyongan dan kebersamaan warga sangat kuat. Kami semakin mandiri menghadapi isu pandemi Covid-19 dan penangannya melalui PSBB. Lingkungannya tetap dijaga dengan baik. Problem ekonomi warga yang muncul terus dicarikan solusi konkretnya secara bersama-sama,” ujar Ketua RT 008/RW 04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal Abidin.
Pandemi Covid-19 telah ‘melumpuhkan’ perekonomian warga, khususnya RT.008/RW.04 Balekambang. Setiap minggu, jumlah warga yang memerlukan bantuan logistik sembako terus naik. Saat ini jumlahnya berada di angka 33 kepala keluarga. Padahal, wilayah tersebut didiami sekitar 60 kepala keluarga. Tiga pekan sebelumnya jumlah kepala keluarga yang membutuhkan uluran tangan hanya 9.
”’Untuk membantu perekonomian warga, penggalangan bantuan secara gotong royong terus dilakukan. Sumbangan warga tetap mengalir. Tapi, masalahnya bantuan sembako dan uang ini sebenarnya hanya cukup untuk separo dari kebutuhan total. Kami harus memutar otak dan berusaha keras sembari terus mengingatkan agar penerima bantuan terus berhemat,” kata Zainal.
Informasi tersebut didapat dari aktivis Dasa Wisma yang rutin berkeliling dari rumah ke rumah. Sebab, mereka memiliki tugas rutin mencatat suhu tubuh warga menggunakan Thermo Gun. Memastikan suhu warga tidak ada di angka 37,5 derajat celcius selama 3 hari beruntun. Zainal menambahkan, verifikasi data terus dilakukan secara rutin.
”Aktivis Dasa Wisma terus memantau perkembangan warga secara menyeluruh. Selain suhu tubuh dan sosialisasi program pemerintah, mereka rutin memastikan warga tidak kelaparan. Setiap tambahan data warga yang butuh bantuan sembako pasti langsung direkap dan ditindaklnjuti. Mereka bisa mendeteksi kemampuan ekonomi warga sekaligus menyalurkan bantuannya,” kata Zainal.
Cerita kebersamaan RT.008/RW.04 Balekambang dalam mensikapi pandemi Covid-19 pun berkembang. Memanfaatkan beragam fasilitas, seluruh informasi terkait Covid-19 dan penangannya diberikan rutin melalui pengeras suara tempat ibadah. Bahkan, warga juga dimotivasi melalui ‘kompetisi’ dengan RT lain untuk memastikan lingkungannya tetap zona hijau Covid-19.
”Protokol kesehatan seperti yang dihimbau pemerintah terus dijalankan. Kami gunakan seluruh potensi yang ada. Selain aktivis Dasa Wisma, pengeras suara dari tempat ibadah juga digunakan. Kami bahkan secara tidak resmi bersaing dengan RT lain untuk menjaga wilayah tetap bersih Covid-19’, kata Zainal.
Sikap positif warga RT.008/RW.04 Balekambang jadi angin segar bagi pelaksanaan PSBB. Apalagi, warga di sana juga memiliki treatment khusus. Memanfaatkan potensinya, aktivis Dasa Wisma juga terus memnjamin warga patuh dan tetap #DiRumahSaja. Mereka juga memastikan anak-anak tidak bermain di luar lingkungan rumahnya.
“PSBB dijalankan ketat di sini, apalagi sebelumnya ada himbauan dari Kelurahan. Di sini, aktivis Dasa Wisma juga diberi tugas khusus berkeliling mengingatkan warga akan PSBB. Mereka juga menegur anak-anak kalau bermain di luar lingkungan rumahnya. Sekarang anak-anak selalu bermain di rumahnya masing-masing,” ujar Zainal.
Serupa RT.008/RW.04 Balekambang, sikap mandiri dan gotong royong ditunjukan warga RT.014/RW.02 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Aktivis Dasa Wisma di sana tetap menjamin kebutuhan logistis pangan bagi warganya. Aksi penggalangan amal melalui bantuan sembako tetap dijalankan, lalu distribusinya langsung diberikan kepada warga yang membutuhkan.
“Warga kami banyak memiliki pekerjaan non formal. Dengan pelaksanaan PSBB ini, mata pencaharian mereka terganggu. Tidak ada pendapatan yang masuk. Tapi, kami sejak awal terus menggalang bantuan sembako secara gotong royong. Kami berharap bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa lekas masuk ke sini,” ujar Ketua RT.014/RW.02 Bendungan Hilir, Rani Eddy.
Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan PSBB, treatment khusus diberikan warga. Untuk membatasi pergerakan manusia, mereka memasang portal baru secara masif. Sebarannya merata dari RT.01 hingga RT.015 pada RW.02 Bendungan Hilir. Rani menambahkan, akses masuk dan keluar di wilayahnya saat ini terkontrol semakin baik.
”Portal-portal baru sudah dipasang. Lingkungan RT di sini banyak yang memasang portal baru. Dengan pemasangan portal ini, maka akses keluar masuk telah terkontrol dengan baik. Pengawasannya semakin ketat. Artinya, potensi sebaran Covid-19 mengecil di sini. Kami juga memasang banner himbauan terkait Covid-19,” kata Rani.