Alhamdulillah! Denda Pajak Kendaraan Bermotor Dihapus Hingga Akhir 2020

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemerintah Provinsi Banten memberikan keringan terhadap para pengguna kendaraan bermotor di masa pandemi covid-19. Keringanan yang dimaksud adalah dengan menghapus sanksi administrasi atau denda pajak kendaraan.

Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan pemberlakuan kebijakan penghapusan sanksi administratif atau denda pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan penghapusan tarif progresif diberlakukan sampai akhir 2020.

“Kebijakan tersebut diberlakukan mulai 5 November 2020 hingga 23 Desember 2020,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat 6 November 2020.

Wahidin mengatakan, Pemprov Banten berupaya memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam pembayaran pajak daerah dengan menetapkan kebijakan-kebijakan yang meringankan beban masyarakat.

Salah satunya, kata dia, melalui kebijakan penghapusan denda pajak kendaraan bermotor, yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Banten Nomor 12 Tahun 2020.

Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi Banten, Opar Sohari mengatakan selain program bebas denda pajak, Pemprov Banten juga membebaskan denda BBNKB (bea balik nama kendaraan bermotor) pokok, BBNKB 2, dan bebas tarif progresif.

Opar menyampaikan, masyarakat Banten yang ingin mengurus keperluannya terkait program tersebut diminta datang ke kantor dan gerai Samsat atau saluran lainnya.

“Ayo bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan program bebas denda pajak, bisa langsung datang ke Kantor Samsat di daerah masing-masing,” katanya.

Dia melanjutkan, para wajib pajak juga bisa membayar pajak kendaraan bermotor melalui layanan e-Samsat di aplikasi Sambat atau bisa juga melalui gerai minimarket di Alfamart dan Indomaret.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini