MATA INDONESIA, JAKARTA-Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Didi Sumedi mengatakan, ekspor produk halal akan terus didorong untuk menambah ketahanan perekonomian nasional.
Dua produk utama yang menjadi prioritas adalah makanan dan minuman serta fashion Muslim.
“Pada kuartal I 2022 ini, nilai ekspor makanan halal mencapai 291,52 juta dolar AS atau Rp 4,35 triliun, sementara fashion 52,32 juta dolar AS, angka itu menunjukkan tren perkembangan positif dibandingkan periode sebelumnya,” ujar Didi dalam sebuah webinar.
Didi menilai, potensi ekspor produk halal Indonesia sangat luas, baik di negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) maupun non-OKI. Indonesia adalah negara dengan PDB terbesar di antara negara OKI.
“PDB kita 1,2 triliun dolar AS, tertinggi di OKI diikuti Turki dan Arab Saudi dan kinerja ekspor kita mayoritas di sektor makanan dan minuman dan fashion,” ujar Didi yang juga koordinator Halal Export Incorporated Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Kinerja ekspor produk halal Indonesia-OKI pada 2021 untuk makanan minuman tercatat mencapai 792,92 juta dolar AS.
Sementara itu, ekspor produk halal kategori fashion adalah 862,45 juta dolar AS. Angka itu naik signifikan dibandingkan 2020 yang hanya 413,67 juta dolar AS.
Sebanyak 10 negara ekspor utama untuk produk makanan adalah Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Nigeria, Mesir, Turki, Yordania, Brunei, Irak, dan Pakistan.
Menurut Didi, peluang pasar bisa dicapai karena Indonesia punya banyak kekuatan.
Hal itu, antara lain, jumlah populasi Muslim terbesar di dunia, kultur yang sangat kental dengan ajaran Islam, infrastruktur keuangan syariah yang kooperatif, serta tiga kawasan industri halal (KIH).
“Kita akan manfaatkan KIH yang di Banten, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau itu untuk pengolahan, manufaktur, hingga pabrikasi produk halal. Kita dorong produksi di sana dan berikan berbagai keuntungan,” katanya.