MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Angkatan Laut Tunisia mengungkapkan pihaknya telah mencegat 93 migran gelap asal Afrika setelah kapal yang mereka tumpangi mengalami masalah di Laut Mediterania. Para migran gelap ini berupaya mencapai Italia.
Kementerian Pertahanan mengatakan, kapal yang membawa 93 migran dari berbagai negara di Afrika itu, termasuk tiga warga Tunisia, mengalami kerusakan di 42 kilometer timur laut kota pesisir Sfax pada Senin (14/12) malam waktu setempat.
Juru bicara Mohamed Zekri dalam sebuah pernyataan mengungkapkan bahwa 37 perempuan dan empat anak –anak termasuk dalam kapal tersebut, melansir English al Arabiya, Rabu, 15 Desember 2020.
“Angkatan Laut Tunisia dan penjaga pantai membawa mereka ke pelabuhan perikanan Sfax dan menyerahkan mereka ke penjaga nasional untuk melakukan tindakan hukum yang relevan,” kata Mohamed Zekri.
Tunisia, sebuah negara yang hanya berjarak beberapa ratus kilometer dari daratan Eropa, telah lama menjadi landasan bagi para migran yang membuat tawaran klandestin dan putus asa untuk mencapai benua Eropa.
Krisis ekonomi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, angka pengangguran yang membengkak, belum lagi krisis kemanusian yang terjadi di negara-negara di benua Afrika, khususnya Tunisia, membuat sejumlah orang memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahiran demi masa depan yang gemilang.
Badan pengungsi PBB UNHCR mengatakan seperlima dari pengungsi dan migran yang tiba di negara-negara Mediterania tahun ini merupakan warga Tunisia.
Perdana Menteri Tunisia, Hichem Mechichi pada Senin (13/12) malam waktu setempat, mengatakan bahwa selama kunjungan ke Prancis, ia turut menyelidiki penyebab adanya imigrasi klandestin atau rahasia.
“Mereka sedang mengerjakan solidaritas antara dua pantai Mediterania, sebuah pendekatan yang dapat mengatasi imigrasi ilegal ini,” kata Perdana Menteri Tunisia, Hichem Mechichi dalam sebuah wawancara dengan France 24.
