MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejak awal pandemi hingga akhir 2020 lalu, para ilmuwan dari seluruh dunia tercatat sudah menerbitkan sebanyak lebih 87 ribu makalah tentang Covid-19.
“Ini adalah jumlah publikasi yang mencengangkan, mungkin belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sains,” kata Caroline Wagner, guru besar di Ohio State University, seperti dikutip pada Selasa 2 Maret 2021.
“Hampir semua komunitas ilmiah di seluruh dunia memusatkan perhatiannya pada masalah ini,” ujarnya menambahkan.
Secara rinci, sepanjang Januari hingga April 2020, sebanyak 4.875 artikel diterbitkan tentang masalah covid-19 tersebut. Kemudian jumlah artikel bertambah signifikan menjadi 44.013 pada pertengahan Juli dan 87.515 hingga awal Oktober.
Cina dan AS banyak masuk sebagai pembahasan di dalam makalah. Kedua negara ini aktif untuk mendalami virus corona dan segala jenis upaya penanganannya.
Namun, belakangan kontribusi Cina menurun, seiring terkendalinya virus di negara tersebut.
Dari 1 Januari hingga 8 April, para ilmuwan China terlibat dalam 47 persen dari total publikasi di seluruh dunia. Jumlah itu turun menjadi hanya 16 persen dari 13 Juli hingga 5 Oktober.