6.500 Warga Eks Timor Timur Kembali ke Tanah Air karena Cinta Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-6.500 warga eks Timor Timur (warga baru) yang tersebar di wilayah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat piagam dan pin patriot dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia.

Piagam ini diberikan sebagai bentuk penghargaan dari negara kepada warga eks Timor Timur yang telah berjuang dan memilih menjadi warga negara Indonesia, pascajajak pendapat tahun 1999 silam. Penyerahan penghargaan itu akan dilakukan besok, Kamis 4 November 2021.

Dirjen Pot Han Mayjen TNI Dadang Hendrayudha mengatakan pemberian piagam penghargaan dan pin patriot ini merupakan yang keenam atau terakhir.

“Yang pertama diberikan langsung oleh Menteri Pertahanan di Jakarta, kepada perwakilan 23 orang. Kemudian berturut-turut kita berikan di Lanud El Tari Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten TTS, TTU, dan Malaka, kemudian yang terakhir ini di Kabupaten Belu, kepada sebanyak 6.500 orang penerima,” katanya.

Dirinya mengatakan walaupun mereka meninggalkan kampung, meninggalkan keluarga, meninggalkan harta benda, tapi mereka tetap mencintai Indonesia.

Dari 6.500 penerima piagam, hanya 1.800 orang yang dihadirkan. Sisanya akan menerima di kantor koramil dan kecamatan. Pembagian ini untuk menghindari penyebaran Covid-19.

“Nanti kita akan atur sedemikian rupa yang penting piagam penghargaan ini kita bagikan kepada yang bersangkutan. Sebagai salah satu penghargaan dari negara kepada saudara-saudari kita yang berada di NTT,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini