200 Anak di Jateng Terpapar Omicron, 3 Meninggal Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Hasil Whole Genome Sequencing (WGS) dalam sepekan terakhir mencatat bahwa 200 anak dari usia bayi hingga belasan tahun terpapar Omicron.

Tiga anak di antaranya meninggal dunia dua anak usia 10-14 tahun karena punya komorbid kanker saat mendapat perawatan ruang intensif di Rumah Sakit Umum Pusat Semarang.

“Satu orang bayi usia dua bulan ada kemungkinan tertular dari ibunya. Data itu rutin kita update, kasusnya kini sudah mencapai 100 persen,” kata Sekretaris Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Tengah Choirul Anam, Selasa 15 Februari 2022.

Dia menyebut anak-anak yang tertular varian Omicron pada umumnya telah menjalani tes PCR. Sampelnya sudah diperiksa menggunakan peralatan whole genome sequencing (WGS).

“Pemeriksaan memakai PCR hanya butuh waktu sehari sedangkan pemeriksaan melalui WGS butuh waktu dua minggu,” ujarnya.

Naiknya penularan Omicron secara masif di kalangan anak anak dipicu banyaknya beberapa daerah masih menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM). Padahal Pemprov Jateng telah mengeluarkan aturan terbaru tentang pembelajaran daring.

“Harusnya semua sekolah menaati aturan baru yang mewajibkan anak-anak sekolah belajar daring. Lonjakan penularan Omicron belakangan kita dapatkan dari hasil tes Covid-19 massal yang diadakan di sekolah-sekolah yang terpapar,” katanya.

Pihaknya menyarankan kepada Pemprov Jateng untuk menggencarkan skrining kesehatan ke semua sekolah guna mendeteksi gejala penularan varian Omicron. Penularan varian Omicron saat ini tidak bisa lagi disepelekan mengingat di Jawa Tengah telah terjadi transmisi lokal dengan tingkat penularan yang sangat cepat di beberapa kabupaten kota.

“Sebab, tren kenaikan Omicron terjadi di Kota Semarang, Kabupaten Jepara dan eks-Karesidenan Banyumas,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini