MATA INDONESIA, HENAN – Sedikitnya 12 orang tewas dan penumpang kereta bawah tanah di provinsi Henan, Cina tengah, terjebak di dalam kereta menyusul banjir akibat luapan air sungai setelah hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut
Kantor Berita Xinhua Cina melaporkan bahwa belasan orang tewas dalam bencana banjir dan lebih dari 100 ribu orang terpaksa mengungsi ke tempat yang aman.
Dalam video yang dipublikasikan di media sosial, penumpang kereta bawah tanah di Zhengzhou, ibu kota Henan, terlihat berdiri di genangan air berlumpur – menunggu tim penyelamat, melansir NBC News, Rabu, 21 Juli 2021.
Dalam sebuah video yang diposting di Weibo, Departemen Pemadam Kebakaran Henan mengatakan sedang bekerja untuk menyelamatkan penumpang dari jalur kereta. Sementara itu, jalan-jalan berubah menjadi sungai dan menenggelamkan kendaraan.
Pemerintah daerah Zhengzhou memperingatkan dalam sebuah pernyataan di laman resmi webnya bahwa situasi pengendalian banjir sangat buruk, dengan risiko bencana sangat tinggi.
Dalam pernyataan terpisah yang diterbitkan di akun WeChat resmi pemerintah, para pejabat memperingatkan warga untuk tinggal di rumah atau di tempat yang aman dan tetap waspada.
Hujan deras mengguyur wilayah Henan – sebuah provinsi yang memiliki luas dua kali dari Austria, sejak akhir pekan. Hujan bisa berlanjut hingga Kamis (22/7). Pejabat setempat mengatakan pada pertemuan darurat bahwa curah hujan setinggi itu jarang terjadi di wilayah Henan.
Layanan kereta api telah ditangguhkan, sementara banyak jalan raya ditutup dan penerbangan ditunda atau dibatalkan akibat banjir yang menerjang wilayah tersebut.
Ada juga kekhawatiran bahwa banjir dapat mengancam tempat-tempat penting. Naiknya Sungai Yi menimbulkan risiko bagi Gua Longmen, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO yang menampilkan patung-patung Buddha kuno di dekat kota Luoyang. Menurut situs web UNESCO, gua-gua itu berisi koleksi seni Tiongkok terbesar dan paling mengesankan dari Dinasti Wei dan Tang terakhir.
Selain Cina, Jerman dan negara lain di Eropa Barat juga bergulat dengan banjir parah yang telah menewaskan sedikitnya 197 orang. Sementara 300 lainnya dilaporkan hilang dan 749 orang terluka, menurut polisi dan pemerintah daerah yang terkena dampak.
Banjir di Eropa Barat, bersama dengan gelombang panas mematikan baru-baru ini di beberapa bagian AS Barat dan Kanada. Fakta ini menempatkan fokus baru pada krisis iklim, karena para politisi dan pakar iklim sama-sama memperingatkan bahwa komunitas global harus meningkatkan upayanya untuk memerangi perubahan iklim.