MATA INDONESIA, LONDON – Pemerintah Inggris akan mengerahkan hampir 200 personel tanker militer, di mana 100 di antaranya adalah pengemudi. Mulai Senin (5/10), para personel militer ini akan membantu pengiriman bahan bakar minyak (BBM) ke setiap pom bensin di negara tersebut.
Ada banyak pom bensin di Inggris yang mengalami kekurangan BBM setelah pekan yang kacau, termasuk panic buying, perkelahian di pom, dan tidak sedikit warga yang menimbun BBM dalam botol air. Kurangnya jumlah supir truk pengangkut BBM disinyalir membuat Inggris dilanda krisis.
Pemerintah Inggris mengatakan personel militer saat ini sedang melakukan pelatihan mereka di lokasi pengangkut di seluruh Inggris. Sehingga pada awal pekan nanti, para personel militer ini siap untuk diterjunkan.
“Sementara situasinya stabil, Angkatan Bersenjata kami ada di sana untuk mengisi setiap lowongan penting dan membantu negara terus bergerak dengan mendukung industri untuk mengirimkan bahan bakar ke halaman depan,” kata Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, melansir Yahoo News, Sabtu, 2 Oktober 2021.
Pada pekan lalu, pemerintah Inggris mengumumkan rencana untuk mengeluarkan visa sementara untuk 5.000 pengemudi truk asing dan 5.500 pekerja unggas untuk mengatasi kekurangan. Beberapa pengemudi truk asing menolak karena jangka waktunya tidak cukup lama.
Pada Jumat (1/10), pemerintah mengubah rencana tersebut, memperkenalkan skema yang memungkinkan hingga 300 pengemudi tanker bahan bakar untuk segera datang ke Inggris tetapi untuk sementara.
Sebanyak 300 pengemudi tanker, yang merupakan bagian dari 5.000, dapat bekerja di Inggris hingga akhir Maret 2022. Sisanya 4.700 akan tiba mulai akhir Oktober dan berangkat pada akhir Februari 2022.
Pemerintah mengatakan bahwa sebanyak 5.500 pekerja unggas akan tiba mulai akhir Oktober dan dapat tinggal hingga akhir Desember.
“Pemberlakuan langkah-langkah visa sementara dan terbatas waktu ini, tidak mengurangi komitmen kami untuk meningkatkan keterampilan dan meningkatkan upah pekerja rumah tangga, tetapi merupakan pengakuan atas serangkaian keadaan luar biasa yang mempengaruhi stabilitas rantai pasokan Inggris,” sambungnya.