News

bank bjb Catatkan Laba Rp1,49 Triliun di Triwulan II 2022

MATA INDONESIA, BANDUNG - bank bjb berhasil mencatatkan kinerja gemilang  dengan meraih laba Rp1,49 triliun pada Triwulan II tahun 2022 melalui kolaborasi dan inovasi...

bank bjb Genjot Performa Layanan Digital Melalui Efisiensi dan Produktivitas

MATA INDONESIA, BANDUNG - bank bjb menggelar Business Review Semester I/2022 dengan tema "Efficiency, Productivity and Empowering Digital Ecosystem for Financial Growth”. Acara ini...

Pefindo Naikkan Peringkat idAA dengan Outlook Stabil untuk bank bjb

MATA INDONESIA, JAKARTA -  Kinerja positif PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) atau bank bjb dalam beberapa tahun terakhir.  Membuat peringkat ...

Sinergi Bank bjb dengan Bank Lain Bisa Jadi Cikal Bakal Lahirnya Holding BPD di Indonesia?

MATA INDONESIA, BANDUNG – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank bjb) membuka peluang kolaborasi dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) lain...

bank bjb Catatkan Laba Kotor Rp 2,6 Triliun, Siap Hadapi Tahun 2022 dengan Optimisme

MATA INDONESIA, BANDUNG - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (bank bjb) atau bank dengan kode emiten BJBR berhasil mencatatkan kinerja...

Jalan Tol Bali Mandara akan Dilengkapi PLTS

MATA INDONESIA, DENPASAR - Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) akan ada di Jalan Tol Bali Mandara. Pembangunan PLTS ini oleh PT Bukit Asam Tbk dan...

Kantor bjb Sekuritas Ada di Kota Bandung

MATA INDONESIA, BANDUNG - Setelah berdiri sebagai Perusahaan Efek Daerah (PED) pertama di Indonesia beberapa waktu lalu, bjb Sekuritas resmi memiliki kantor di Jalan Teuku Umar,...

Waspada Penipuan Mengatasnamakan bank bjb

BANDUNG -- Seiring dengan berkembangnya teknologi, penipuan di ranah digital semakin marak terjadi. Oleh karenanya, seseorang perlu senantiasa menjaga keamanan identitas digitalnya kapanpun. Tak...

Berita Terkini

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.