WALHI Kritik Bisnis Baru Raffi Ahmad, Begini Tanggapan Pemkab Gunungkidul

Baca Juga

Mata Indonesia, Gunung Kidul – Pemerintah Kalurahan Ngestirejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul  menyambut baik rencana Raffi Ahmad membangun Beach Club, Resort dan Villa di wilayah mereka dengan catatan sesuai dengan prosedur dan semua perizinan juga dilengkapi.

Lurah Ngestirejo, Wahyu Suhendri tak mempersoalkan jika memang Raffi Ahmad membangun Beach Club di wilayahnya dengan catatan prosedural serta syarat sudah tak bermasalah.

“Kami setuju. Toh sebagian wilayah pantai selatan Gunungkidul sudah banyak investor dari luar,” tutur dia dikutip Kamis (4/1/2023)

Dia mengatakan sikapnya tersebut juga sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh bupati jika Gunungkidul membutuhkan investor untuk membantu membangun wilayah ini. Potensi yang sangat besar di Gunungkidul tidak akan bisa dimaksimalkan jika hanya mengandalkan APBD.

Dia juga tidak mempermasalahkan jika Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) mengkritik rencana pembangunan Beach Club oleh Raffi Ahmad di wilayah tersebut. Dia mendukung apa yang dilontarkan oleh WALHI di mana rencana pembangunan Beach Club tersebut mengancam kawasan lindung Gunungkidul dan sumber air di wilayahnya.

Hanya saja, lanjutnya, Gunungkidul memang sebagian besar merupakan kawasan konservasi karst bahkan bisa mencapai 80 persen lebih. Namun ketika dimasukkan semuanya maka masyarakat Gunungkidul hanya akan bertugas menjaga alam saja.

Lha kalau menjaga alam saja, lantas bagaimana pertanggungjawabannya sebagai manusia. Bagaimana mencari makan, mencari penghidupan yang layak, ” terangnya.

Oleh karenanya memang perlu kajian agar keduanya bisa beriringan berjalan. Di mana kelestarian alam tetap terjaga tetapi kesejahteraan masyarakat juga bisa didapatkan. Jangan sampai karena alasan kelestarian alam maka kesejahteraan masyarakat bakal terabaikan.

Wahyu bahkan mengundang para pegiat lingkungan untuk melakukan kajian apakah benar kekeringan di wilayahnya semakin parah ketika ada pembangunan di wilayah tersebut. Sebab selama ini, dia juga tidak pernah mengetahui apakah di wilayahnya ada sungai bawah tanah atau tidak.

Wahyu menambahkan, kekeringan di wilayahnya sudah terjadi sejak nenek moyang mereka. Dan selama ini masyarakat memang mengandalkan air tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sepanjang yang dia tahu, tidak ada sumur di wilayahnya di mana masyarakat mendapat pasokan air bersih dari PDAM yang dialirkan dari Kawasan Pantai Baron.

“Sungai bawah tanah di kawasan Pantai Baron itu pasokannya melimpah. Baru dimanfaatkan sebagian kecil saja dan airnya melimpah sehingga sebagian besar masih terbuang ke laut,” kata dia.

Dia mengakui memang belum ada sosialisasi berkaitan dengan rencana pembangunan Beach Club, Ressort dan Villa dari Raffi Ahmad. Namun ketika dirinya bertemu dengan Raffi Ahmad saat peletakan batu pertama, sang investor sudah menyatakan komitmennya untuk menempuh proses pembangunan secara prosedural.

ia juga berpesan kepada artis tersebut untuk tidak memulai proses pembangunan ketika perizinannya belum dipenuhi. Dan Raffi Ahmad juga menandaskan bakal memproses perizinan terlebih dahulu sebelum memulai proses pembangunan.

“Memang dulu itu acaranya peletakan batu pertama. Tetapi setelah itu tidak ada aktivitas pembangunan lagi. Saya menduga jika itu hanya mencari momentum baik ya kalau Jawa itu mencari hari baik lah,” tambahnya.

Sementara Kepala DPMPT Gunungkidul, Agung Danarto ketika diminta konfirmasi berkaitan dengan proses perijinan investasi Raffi Ahmad masih enggan berkomentar. Dia beralasan masih menunggu komunikasi dengan tim dari Raffi Ahmad.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini