Mata Indonesia, Yogyakarta – Harga berbagai bahan pokok di Yogyakarta kini tengah melonjak menjelang Ramadan, bukan hanya harga beras saja yang mengalami kenaikan signifikan. Di Pasar Beringharjo, harga beberapa komoditi seperti telur ayam dan gula pasir juga mengalami kenaikan yang cukup mencolok.
Seorang pedagang di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Mentuk, mengungkapkan bahwa harga telur saat ini mencapai Rp31 ribu per kilogram, naik dari sebelumnya Rp26 ribu per kilogram.
“Malah harga gula pasir sekarang harganya mencapai Rp17 ribu per kilogram, sedangkan beberapa waktu lalu hanya sekitar Rp15 ribu per kilogram,” kata Mentuk, Sabtu 2 Maret 2024.
Sementara itu, harga beras juga mengalami kenaikan menjadi Rp17 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp16 ribu per kilogram untuk jenis C4 atau medium. Harga beras premium seperti Mentik Wangi bahkan mencapai Rp17-18 ribu per kilogram.
Tingginya harga tersebut telah berdampak pada omzet penjualan di kios Mentuk yang turun hingga 50 persen. Banyak pelanggan yang memangkas jumlah pembelian dari 10 kilogram menjadi 5 kilogram.
Pedagang lainnya, Yani, mengaku tidak mengetahui faktor kenaikan harga telur ayam dan menyatakan bahwa stok telur sulit didapatkan.
“Tapi kalau melihat telur ayam mungkin berkurang menjelang puasa, yang kemudian menyebabkan harga naik,” duganya.
Sementara itu, harga komoditi lain seperti bawang merah dan bawang putih masih stabil menjelang Ramadan. Endang Mujiwati, seorang pedagang, menjelaskan bahwa harga bawang merah berkisar antara Rp20-32 ribu per kilogram, sedangkan harga bawang putih berkisar antara Rp38-39 ribu per kilogram.
Menurutnya, harga bawang merah dan putih cenderung stabil menjelang Ramadan, tergantung pada ketersediaan stok pasokan dari panen.
Terpisah, Kabid Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja, Riswanti mengatakan pergerakan harga saat ini menukik cepat.
Riswanti mengatakan bahwa ada dugaan permainan dari oknum yang mengatur harga mengapa menjadi mahal.
“Saya enggak berani mengatakan, ini ada permainan oknum (pengaturan harga). Tapi faktanya begitu,” ujar dia.
Meski hanya sebatas rumor, Disdag Kota Jogja terus melakukan upaya pengawasan. Hal itu untuk menekan kenaikan harga yang dirasa sudah merugikan masyarakat.