MATA INDONESIA, JAKARTA-Gagak adalah anggota burung pengicau yang termasuk dalam marga Corvus, suku Corvidae. Hampir semua jenis burung ini berukuran relatif besar dan berwarna bulu dominan hitam. Daerah sebarannya ada di seluruh benua dan kepulauan, dengan perkecualian di Amerika Selatan.
Dalam mitologinya, burung gagak dianggap sebagai simbol kematian hingga pembawa pesan dari dewa. Sebelumnya, ribuan burung gagak menyerbu Wuhan yang menjadi wilayah terinfeksinya wabah virus corona. Banyak netizen di Cina yang mengaitkan hal tersebut dengan “pencarian mayat” atau sebagai simbol negatif.
Dalam budaya Cina, gagak sering melambangkan nasib buruk atau kematian sehingga rekaman yang beredar cukup mengundang narasi ketakutan. Burung gagak yang terlihat terbang di atas Wuhan memicu kekhawatiran bahwa burung-burung tersebut “berpesta di atas mayat orang mati”
Dikutip dari Wikipedia bersumber pada buku berjudul “Crows: The International Wildlife Encyclopedia”, burung gagak dikaitkan dengan berbagai simbol di banyak tempat atau negara.
Di beberapa kebudayaan dan mitologi, burung gagak kerap dikaitkan dengan sesuatu yang buruk. Di Eropa, gagak dipercaya sebagai burung peliharaan penyihir.
Di Indonesia, gagak di hutan dianggap dapat menjadi pertanda kesulitan yang bakal timbul.
Ada pula kepercayaan yang mengaitkan sate gagak untuk memanggil makhluk halus genderuwo serta sebagai pertanda akan adanya kematian di tempat tersebut.
Memiliki warna gelap dengan suara serak yang memekakkan telinga, hewan ini sering dikaitkan sebagai simbol dalam kebudayaan tertentu.
Bagi bangsa Babilonia, gagak adalah nama bulan ke-13 di kalender dan ia memiliki nilai sangat negatif. Orang Yunani menganggap burung gagak sebagai hewan kutukan serta dianggap “terlalu gosip”.
Dalam mitologi Yunani, burung gagak dikutuk karena tidak bisa menyelesaikan misi yang diberikan oleh Dewa Apollo.
Tak selamanya negatif, suku kuno Celtic menganggap burung gagak sebagai hewan suci karena memakan bangkai pahlawan yang mati dalam pertempuran.
Bagi suku Indian Tlingit (Barat Laut Pasifik), burung gagak termasuk salah satu hewan utusan Dewa Tertinggi yang mengatur dunia dan memberi peradaban serta budaya.
Suku kuno di Afrika menganggap burung gagak sebagai pemandu dan pembawa pesan dari para dewa. Keberadaan hewan ini dianggap sebagai pembawa pesan mengenai sebuah bahaya yang akan mengancam mereka sehingga sering disebut “roh pelindung”.
Dari sudut pandang ilmuwan, burung gagak merupakan salah satu hewan tercerdas di dunia. Mereka bisa mengenali manusia yang telah membunuh teman mereka dan bahkan bisa melakukan ritual “pemakaman” bagi teman mereka yang telah mati.