Ramai Gerakan Protes Rakyat, Dosen UGM: Bentuk Ekspresi Kejenuhan terhadap Pemerintahan Tidak Demokratis

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Yance Arizona, seorang Dosen Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), menyatakan bahwa gelombang protes yang terjadi di berbagai daerah bukanlah sekadar reaksi spontan.

Menurutnya, ini adalah akumulasi dari kekecewaan masyarakat terhadap pemerintahan yang dianggap tidak demokratis.

“Protes-protes ini sebenarnya adalah hasil dari ketidakpuasan yang telah berlangsung lama terhadap cara pemerintahan yang tidak demokratis, kurang partisipatif, dan tidak transparan,” ujar Yance Sabtu, 31 Agustus 2024.

Menurut Yance, protes dan kritik ini adalah ekspresi kemarahan masyarakat, yang merupakan hal yang sangat wajar. Terutama jika melihat tuntutan yang disampaikan dalam aksi-aksi terbaru, termasuk soal Revisi UU Pilkada yang diperdebatkan meskipun sudah ada putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).

Dalam situasi ini, terlihat bahwa DPR secara terang-terangan mengabaikan putusan MK dan mencoba mengubahnya, padahal putusan tersebut seharusnya bersifat final dan mengikat.

Yance juga menambahkan bahwa gerakan di lapangan adalah gerakan organik, di mana masyarakat sudah jenuh dengan praktik politik yang tidak demokratis. Oleh karena itu, protes dan demonstrasi menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan dan kritik terhadap pemerintah.

“Gerakan yang terjadi kemarin adalah gerakan organik karena masyarakat sudah jenuh dengan praktik pemerintahan, terutama politik dinasti. Ini terlihat jelas dalam konteks putusan MK dan Revisi UU Pilkada yang saling terkait,” ujarnya.

Yance berpendapat bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap proses demokrasi mulai menurun, meskipun revisi UU Pilkada akhirnya dibatalkan.

Dia menambahkan bahwa pembatalan RUU Pilkada ini memberikan harapan kecil bagi rakyat, dan dapat dianggap sebagai kemenangan kecil dalam upaya mempertahankan sistem demokrasi di Indonesia.

“Semua lapisan masyarakat diharapkan terus peduli terhadap proses politik dan turut menjaga keberlangsungannya,” ungkap Yance.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hasil Quick Count Pilkada DIY, Harda Tembus 60 Persen di Sleman, Paling Kecil Marija di Kulon Progo

Mata Indonesia, Yogyakarta - Pemungutan suara untuk Pilkada DIY telah berlangsung pada Rabu 27 November 2024. Sejumlah calon bupati dan wakilnya, termasuk wali kota dan wakil wali kota sudah memperoleh dukungan suara.
- Advertisement -

Baca berita yang ini