MATA INDONESIA, JAKARTA-Para ahli yang merupakan gabungan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjajaran (Unpad) membuat alat untuk menghancurkan virus corona yang diberi nama Airborne Sterilization.
Menurut peneliti Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI Anto Tri Sugiarto, nantinya alat itu akan ditempatkan di Mobile Disinfection Chamber atau tenda disinfeksi virus.
Anto dan Asisten Ahli Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Eko Charnius Ilman tidak menggunakan bahan kimia untuk memproduksi Airborne Sterilization, melainkan dengan ozone nano bubble water (ONBW).
“Nantinya alat ini akan mengeluarkan uap yang bisa kita langsung operasikan di chamber,” kata Anto.
Lebih lanjut kata Anto, alasan mengapa mereka memanfaatkan ozone nano bubble water karena dinilai efektif membunuh bakteri dan virus.
Berdasarkan hasil penelitian LIPI, ITB, dan Unpad, ozone nano bubble water sebetulnya lebih cepat membunuh bakteri. Sementara itu ozone memerlukan waktu 30 detik untuk mematikan virus.
Eko pun menuturkan bahwa saat ini chamber atau tenda sterilisasi masih berbentuk seperti ruangan kecil dengan satu pintu, maka dari itu ia mengusulkan lebih baik tenda dirancang seperti lorong panjang yang dinilai lebih efektif.
“Saya lihat masih banyak yang pakai tenda lalu ada pintunya sehingga agak menyulitkan. Dengan adanya alat Airborne ini, kita bisa buat seperti lorong yang uapnya cukup banyak sehingga orang bisa lewat,” katanya.
Sementara itu, Dr. Keri Lestari dari Fakultas Farmasi Unpad pun menjelaskan secara singkat alasan dipilihnya ozon karena dinilai relatif lebih aman. Selain ozone, alat untuk sterilisasi itu bisa juga menggunakan bahan klorin.
“Untuk ozone memang relatif lebih aman, namun ada juga selain ozon yaitu klorin. Sebab klorin sudah biasa digunakan di kolam renang dan tidak ada masalah dengan kulit,” katanya.
Sebelumnya, tenda atau bilik sterilisasi sudah diterapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR).
Bilik sterilisasi itu dibuat secara mandiri dan ditempatkan di beberapa tempat umum, seperti kantor pelayanan publik yang tersebar di Surabaya.