Mantul, Tiket Harga Rp15 Juta MotoGP Mandalika Ludes Terjual

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Antusias masyarakat Indonesia menonton MotoGP Mandalika sangat besar. Baru beberapa jam penjualan dibuka, tiket seharga 15 juta Rupiah ludes terjual.

Penyelenggara MotoGP Mandalika, Indonesia Tourist Development Corporation (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA), baru menjual beberapa kategori tiket di hari Kamis, 6 Januari 2022.

Tiket yang dijual mulai dari kelas Premium Grandstand sebanyak 21.056 lembar, VIP Hospitality Suites yang terdiri dari Premiere Class sebanyak 900 tiket dan Deluxe Class 2.000 tiket.

Tiket kategori Premiere Class sebanyak 900 tiket ludes terjual. Harga tiket tersebut dibanderol 15 juta Rupiah. Tiket ini merupakan tiket terusana selama 3 hari (18-20 Maret).

“Antusiasme pecinta balap untuk menonton MotoGP secara langsung di Pertamina Mandalika International Street Circuit benar-benar luar biasa,” ujar Vice President Director MGPA, Cahyadi Wanda .

“Tiket Premiere Class sebanyak 900 tiket langsung diserbu pembeli dan sudah habis pada hari pertama pada pukul 16.57 WIB,” katanya.

“Kami mohon maaf apabila ada calon penonton yang tidak mendapatkan tiket kategori ini. Tapi jangan kuatir, masih ada stok tiket dari beberapa kategori tiket lainnya,” ungkapnya.

Tiket kategori Premiere Class posisinya di lantai dua Pit Building yang berhadapan langsung dengan garis start dan finis. Keistimewaan lainnya adalah, mereka mendapatkan fasilitas pitwalk, berjalan di depan garasi seluruh tim balap, berinteraksi dengan pembalap.

ITDC Group akan memulai pembukaan penjualan tiket kategori General Admission dan Standard Grandstand pada 11 Januari di beberapa rekanan yang sudah ditunjuk.

Penyelenggara juga menyediakan tiket harian pada kategori General Admission, Standard Grandstand, dan Premium Grandstand. Pada hari pertama, yaitu 18 Maret, tiket yang tersedia dimulai pada harga Rp115.000 hingga Rp431.250.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini