Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan serangkaian kunjungan kerja ke luar negeri untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan diplomasi, dengan tujuan meningkatkan pemerataan ekonomi nasional.
Dalam lawatannya ke Peru pada Kamis, 14 November 2024, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya hubungan internasional yang strategis guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga mencapai target 8%.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Peru, Dina Boluarte, kedua pemimpin sepakat memperluas kerja sama di bidang kebudayaan dan ekonomi. Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia siap membuka akses pasar bagi produk-produk asal Peru sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral.
“Kami berharap dapat membangun hubungan bilateral yang kuat serta mendukung partisipasi Peru dalam ASEAN,” ujar Presiden Prabowo, dikutip dari keterangan tertulis Sekertariat Presiden.
Sebagai tindak lanjut, kedua negara berkomitmen menyelesaikan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dalam enam bulan ke depan. Presiden Prabowo optimis perjanjian tersebut dapat ditandatangani dalam kunjungan balasan Presiden Boluarte ke Indonesia.
Di sela kunjungannya, Presiden Prabowo juga menerima kunjungan kehormatan dari Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan diplomatik dan memperluas kerja sama strategis antara Indonesia dan Australia.
“Kami menganggap Australia sebagai tetangga dan sahabat baik Indonesia. Kami akan terus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk partisipasi Australia dalam perekonomian Indonesia,” ujar Presiden Prabowo.
Langkah Presiden Prabowo ini mendapat dukungan dari Partai Golkar. Ketua DPP Partai Golkar, Dave Laksono, menyatakan bahwa rangkaian kunjungan kerja Presiden sejalan dengan visinya untuk menjadikan Indonesia negara yang disegani di panggung internasional.
“Presiden Prabowo memiliki visi misi besar mengenai pembangunan Indonesia, Untuk mengurangi kemiskinan hingga 0% dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% di tingkat global saat ini, dibutuhkan kolaborasi yang erat dengan semua pihak. Langkah-langkah yang diambil oleh presiden merupakan tahap-tahap yang mengarah ke tujuan tersebut.” kata Dave.
Sementara itu, Guru Besar Politik Internasional UPH, Aleksius Jemadu, menilai kunjungan Presiden ke luar negeri sebagai langkah strategis untuk menjamin kepastian bisnis di mata investor internasional.
“Hal ini sangat penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, terutama melalui penguatan investasi asing,” tuturnya.
Dengan memperluas jaringan ekonomi global, Presiden Prabowo menunjukkan komitmen nyata untuk menciptakan pemerataan ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional.