Kebun Binatang di Jerman Bangkrut, Bila Kepepet Bakal Sembelih Hewan Disana

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pandemi corona membuat semua sektor pariwisata di dunia terdampak, salah satunya keberadaan kebun binatang yang tutup, karena untuk menghindari kerumunan orang.

Akibatnya, kebun binatang tidak ada pemasukan, namun para penghuninya yakni binatang harus tetap mendapatkan makanan untuk dikonsumsi. Untuk mensiasatinya beberapa kebun binatang menyembelih hewan peliharaan mereka.

Seperti yang dilakukan Kebun Binatang Neumünster di Schleswig-Holstein, Jerman, yang akan disembelih sebagai bagian dari rencana darurat virus corona.

“Betul, kami memang memiliki daftar hewan yang harus disembelih terlebih dahulu,” kata Verena Kaspari, Direktur Kebun Binatang Neumünster, membenarkan laporan awal di media Jerman.

Hewan-hewan yang masuk dalam daftar akan diberikan sebagai makanan untuk lynx, elang dan “beruang kutub terbesar Jerman” bernama Vitus, yang tingginya 3,6 meter di kebun binatang tersebut.

Kambing dan rusa adalah beberapa hewan yang masuk dalam daftar sembelih, “tetapi binatang yang terancam punah tidak termasuk,” jelas Kaspari. “Ini adalah skenario terburuk, kita memang masih belum akan melakukannya, tetapi rencana darurat ini harus dipikirkan sejak awal,”.

Skenario terburuknya adalah jika pengiriman ikan dan daging tidak memungkinkan lagi dilakukan karena adanya kekurangan dana.

Seluruh kebun binatang di Jerman ditutup sebagai bagian pencegahan pemerintah untuk menekan laju penyebaran virus corona. Tindakan pencegahan ini membuat Kebun Binatang Neumünster terpaksa tutup pada 15 Maret lalu.

Kebun Binatang Neumünster adalah kebun binatang kecil berisi lebih dari 700 binatang, termasuk rubah arktik, serigala maned dan anjing laut, serta Vitus.

Jika kebun binatang diizinkan untuk dibuka kembali pada akhir Kaspari memperkirakan akan kehilangan € 175.000 (setara dengan 2,9 miliar rupiah) dari penjualan tiket dan juga donasi.

Kebun binatang sejatinya menjadi hiburan favorit orang-orang di Jerman. Sebanyak 75 persen orang Jerman suka mengunjungi kebun binatang, setidaknya begitu menurut penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian Forsa. Kebun Binatang Berlin misalnya, dengan 20.000 binatang, melaporkan sebanyak 5 juta pengunjung setiap tahunnya.

Selama masa akhir pekan Paskah, kebun binatang biasanya mampu menutup pengeluaran yang mereka habiskan selama musim dingin. Ketika kebun binatang ditutup untuk umum, karyawan masih harus merawat seluruh binatang. Mereka masih harus dibayar dan hewan-hewan masih perlu diberi makan.

“Kami tidak ada pendapatan sama sekali dan biaya yang kami keluarkan selalu sama,” kata Kaspari.

Beberapa kebun bintang sebenarnya dapat mengakses pendanaan dari pemerintah daerah, yang dapat menutupi biaya pengeluaran hingga 10 persen.

Namun, karena kebun binatang yang dioperasikan olehnya adalah kebun binatang amal, mereka tidak memenuhi syarat untuk menerima bantuan keuangan itu, jadi hanya bertahan dari sumbangan dan uang tiket masuk.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini