MATA INDONESIA, JAKARTA-Jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan yang terjadi di Lebanon beberapa waktu lalu bertambah menjadi 220, sedangkan yang hilang 110 orang. Hal itu disampaikan oleh Gubernur kota Beirut, Marwan Abboud seperti dikutip situs berita al-Marsad Online.
Dia mengatakan kepada saluran TV Al Jadeed bahwa banyak pekerja asing dan pengemudi truk termasuk di antara mereka yang hilang, yang menurutnya membuat identifikasi mereka semakin sulit.
Tentara Lebanon juga mengatakan mereka membatalkan tahap penyelamatan operasi pencarian di pelabuhan karena tidak ada korban selamat yang ditemukan.
Di tempat lain, ratusan ribu orang tinggal di rumah dalam kondisi yang rusak parah di mana di antaranya banyak yang tidak memiliki jendela atau pintu.
Seorang juru bicara Komite Internasional Palang Merah mengatakan bahwa kebutuhan mereka telah terkena dampak “sangat besar”.
“Orang-orang ini membutuhkan tempat berlindung, makanan, deterjen pembersih, mereka membutuhkan bantuan untuk mengambil apa yang tersisa dari rumah mereka,” kata Rona Halabi kepada BBC.
Para pejabat memperkirakan bahwa ledakan itu menyebabkan kerusakan hingga lebih dari 3 miliar dolar (£ 2,3 miliar) dan kerugian ekonomi kolektif Lebanon bisa mencapai 15 miliar dolar.
Negara itu sudah mengalami kemerosotan ekonomi besar sebelum ledakan terjadi, dengan keluarga-keluarga yang jatuh miskin dan kelaparan, dan badan-badan PBB telah memperingatkan tentang adanya krisis kemanusiaan yang terjadi.