Mata Indonesia, Bantul – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mengajukan delapan ekor sapi dari peternak di Bantul untuk menjadi hewan kurban Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo mengungkapkan bahwa delapan ekor sapi yang diajukan berasal dari peternak di kapanewon Sedayu, Jetis, Dlingo, dan Kapanewon Srandakan.
Dia menyebutkan bahwa bobot keseluruhan sapi-sapi tersebut mencapai 1,1 ton.
“Saat ini, sapi-sapi tersebut sedang menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan bahwa sapi-sapi yang dipilih oleh Jokowi adalah sapi-sapi yang sehat, bebas penyakit, dan layak dikonsumsi,” ujar Joko, Jumat 16 Juni 2023.
Harga serta pemilihan sapi-sapi tersebut menjadi kewenangan Sekretariat Negara. Menurut Joko, tim dari Sekretariat Negara akan menentukan sapi mana yang akan dipilih dan harga yang akan ditetapkan.
“Tapi bisa jadi harga sapi-sapi tersebut pasti akan mahal,” kata dia.
Joko juga menyatakan bahwa menjelang perayaan Idul Adha, DKPP Bantul telah menyiagakan dokter-dokter hewan. Mereka memantau pasar dan penjual hewan kurban dadakan untuk memeriksa kesehatan hewan-hewan yang dijual.
Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa hewan-hewan kurban yang masuk ke Bantul bebas penyakit. Meskipun kondisi penyakit ternak di Bantul saat ini tergolong landai, DKPP Bantul tetap melakukan pengawasan ketat terhadap ternak yang masuk.
“Setiap hewan kurban yang masuk ke Bantul harus memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari wilayah asal hewan kurban. Hal ini bertujuan untuk memastikan keamanan kesehatan hewan kurban yang masuk,” ujar dia.
Joko juga menambahkan bahwa kebutuhan hewan kurban di Bantul tahun ini cukup tinggi, mencapai puluhan ribu ekor.
Namun, karena stok hewan lokal yang terbatas, kebutuhan akan hewan kurban masih bergantung pada pasokan dari luar daerah.