Mata Indonesia, Yogyakarta – Bank Indonesia melakukan operasi pasar di pasar Beringharjo sebagai upaya menekan inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di Kota Jogja yang terpantau angkanya masih tinggi yaitu 6,05.
Kepala Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan menyebut bahwa inflasi turut dipengaruhi oleh beras karena komposisinya yang tinggi dalam penentuan dan pergerakan angka inflasi.
“Karena komposisinya 60 persen, sehingga pergerakannya memberi pengaruh yang kelihatan,” ujarnya diwawancarai Jumat 10 Februari 2023.
Dalam upaya pengendalian inflasi, BI bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY gelar operasi pasar (OP). Mengingat panen raya diprediksi baru akan terjadi pada akhir Februari atau awal Maret.
“Sampai akhir Februari, masih tersedia tiga ton beras yang berkelanjutan. Jadi kami manfaatkan produk dari Kelompok Tani Sido Mulyo. Maka beras kami redam kenaikan inflasi sampai Februari,” ujarnya.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Jogja mencatat, ada tren inflasi tiap puasa dan Lebaran. Beras dan telur jadi komoditas yang paling memberi pengaruh. Dalam monitoringnya, dilakukan survei pasar guna mengetahui perubahan harga.
Kepala BPS Kota Jogja, Mainil Asni menyebut, harga bahan pokok (bapok) masih cenderung stabil. Belum terjadi lonjakan harga, kendati kunjungan wisata telah tinggi di Kota Jogja.
“Karena kemarin BPS DIY baru merilis angka kota. Inflasi masih rendah cenderung deflasi. Jadi belum ada kelihatan,” ujarnya.
Mainil menyebut kemungkinan inflasi terjadi bertepatan dengan momentum Ramadan yang biasanya terjadi kenaikan permintaan dna mengakibatkan kenaikan harga.
“Biasanya saat puasa, kebutuhan bukannya turun malah tapi naik. Semakin dekat lebaran ada beberapa yang naik,” ujarnya.