Inflasi di Jogja Cenderung Naik, Pemkot Jogja Jaga Stabilitas Barangnya dengan Pasokan dari Pemkab Lain

Baca Juga

Mata Indonesia, Yogyakarta – Dinas Pedagangan (Disdag) Kota Jogja berharap tidak terjadi inflasi yang melambungkan harga-harga bahan pokok sebagai potensi resesi ekonomi 2023.

Kepala Disdag Kota Jogja, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan telah ada kenaikan harga sejumlah bahan pokok yang terjadi sejak November 2022.

“Mulai November-Desember naik terus, Januari dimungkinkan akan naik juga kalau harga masih tinggi. Kami pantau terus harga-harga di pasar dan teman-teman selalu update harga yang bisa dilihat di Aplikasi JSS,” ujarnya, Rabu 25 Januari 2023.

Veronica mengatakan inflasi di Kota Jogja diakibatkan oleh ketergantungan bahan pokok pada wilayah lain karena Kota Jogja bukan produsen makanan.

“Jogja bukan produsen makanan masih stok dari Sleman, Kulonprogo, dan Temanggung. Ketika bicara cabai, bergantung pada pertanian tanaman pangan. Cuaca juga ada pengaruh di sana. Maka jika hujan terus, ada risiko busuk. Kemungkinan kalau cuaca seperti ini, untuk naik masih bisa dimungkinkan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Ambar melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten di sekitarnya dalam menjaga pasokan bahan pokok tetap stabil.

“Dari Disdag, kami bukan daerah penghasil, maka kami jaga distribusi dan ketersediaan mestinya. Harga naik, tapi harga tersedia,” ucapnya.

Di sisi lain Pemkot juga bekerjasama dengan Pemkab Sleman yang memang memiliki komoditas terbaik. Salah satunya cabai yang dikirim setiap hari ke pasar-pasar Kota Jogja.

“Kami juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan Kabupaten Sleman, untuk mereka bekerja sama dengan Kota Jogja untuk suplai dan restribusi barang terutama cabai, ” imbuhnya.(Abrar)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini