Mata Indonesia, Yogyakarta – Frekuensi hujan di Kota Jogja telah meningkat pada Sabtu 31 Januari 2024. Hal ini semakin diperparah dengan adanya badai siklon tropis baru-baru ini di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Situasi ini telah menimbulkan dampak signifikan pada infrastruktur di Kota Jogja. Nur Hidayat, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja, menjelaskan bahwa kerusakan akibat bencana hidrometeorologi terutama terlihat pada rumah penduduk dan pepohonan.
“Pada saat ini, terdapat 35 pohon yang tumbang dan 6 rumah yang rusak akibat cuaca ekstrem. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan,” ungkap Nur pada hari Sabtu malam.
Nur menambahkan bahwa cuaca ekstrem hidrometeorologi diperkirakan akan berlanjut hingga bulan Februari mendatang.
Meskipun demikian, masyarakat diminta untuk tetap tenang. Sebagai langkah pencegahan, terdapat 155 Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang telah didirikan.
Anggota KTB diharapkan dapat aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan bencana di wilayah masing-masing. BPBD Kota Jogja terus berupaya mencapai target pembentukan 169 KTB dalam waktu dekat.
“Tahun ini, kita berencana menyelesaikan pembentukan KTB di seluruh kampung. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana dengan informasi cepat dan penanganan yang tepat sasaran,” ungkapnya.
Di sisi lain,Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo menyebutkan bahwa selain kerusakan rumah dan puluhan pohon tumbang, reklame juga mengalami keruntuhan akibat bencana hidrometeorologi. Menurutnya, mitigasi bencana menjadi suatu hal yang sangat penting, agar dampak bencana dapat diminimalkan.
“Kita perlu memastikan bahwa pohon tumbang dan bencana lainnya tidak menimbulkan korban jiwa,” tutur Singgih Raharjo.
.){kind=link}