Mata Indonesia, Bantul – Musim hujan sudah signifikan mengguyur wilayah DIY. Potensi bencana juga berpeluang terjadi selama lima bulan ke depan.
Banjir menjadi prediksi bencana alam yang bisa saja terjadi di tempat tinggal warga. Hal itu menyusul tak sedikit warga yang akhirnya nekat membuang sampah ke sungai usai pembatasan pengiriman sampah ke TPST Piyungan Bantul.
Menanggapi adanya potensi bencana tersebut, BPBD Kota Jogja menyiapkan kelompok Kampung Tangguh Bencana (KTB) di wilayah masing-masing. Sejumlah warga diminta untuk mengecek EWS yang ada di sekitar bantaran sungai.
Sedikitnya ada 17 EWS yang terletak di bantaran sungai yang ada di Kota Jogja. Sebarannya terdapat empat EWS di sepanjang Kali atau Sungai Winongo, selanjutnya delapan EWS di Kali Code sementara lima unit EWS di Kali Gajah Wong.
“Kita juga punya pos yang berada di Ngentak, Sinduharjo, Sleman. Itu juga jadi patokan untuk mengantisipasi potensi hujan deras yang berakibat banjir,” kata Kepala BPBD Kota Jogja, Nur Hidayat, Selasa 1 Desember 2023.
Ia melanjutkan, bahwa mitigasi bencana itu penting, baik sebelum, saat, hingga setelah terjadi bencana mampu diminimalisasi terutama korban jiwa dan kerugiannya. Maka dengan EWS itu, masyarakat bisa bergerak lebih awal sebelum terdampak oleh bencana alam yang terjadi.
Ia menekankan kelompok KTB segera mengecek sejumlah alat-alat pendukung sebelum intensitas hujan meningkat pesat. Dengan sejumlah latihan serta edukasi mengantisipasi bencana alam, garda depan warga ini mampu mengingatkan warga lain dalam mengurangi potensi korban jiwa.
“Jadi saat ada banjir, kita bisa memberi warning lebih dulu agar warga bisa mengevakuasi diri, menjauhi sungai dan berkumpul di posko evakuasi,” jelas dia.
Menyusul dengan penyebab banjir yang terjadi, banyak faktor yang mempengaruhi. Namun menjaga lingkungan dan tak buang sampah ke sungai harus dihentikan saat ini. Hal itu justru bisa memperparah lingkungan jika tidak diantisipasi.