MATA INDONESIA, JAKARTA-Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie angkat bicara terkait pengeroyokan aktivis Ade Armando saat aksi demo 11 April 2022 di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin lalu.
Dirinya menduga kasus itu menduga ada hubungan antara “Relawan Anies” dengan massa yang bersikap anarkis dan menganiaya Ade Armando.
Kesimpulan Grace itu didasarkan pada tangkapan layar grup WhatsApp (WA) bernama ‘Relawan Anies Apik 4’ yang beredar dan berisi ajakan persekusi terhadap Ade Armando pada demo 11 April lalu.
“Yang saya katakan, jika benar penulis tergabung dalam relawan Anies sesuai nama WAG, berarti ada hubungan antara relawan Anies dengan masa pendemo yang anarkis,” kata Grace saat dikonfirmasi, Rabu 13 April 2022.
Selain itu, Grace Natalie juga mengaku mendapat informasi bahwa aksi demo mahasiswa pada 11 April lalu disusupi simpatisan Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
“Dari sumber yang berbeda, saya mendapat informasi adanya kemungkinan massa demo disusupi anggota/simpatisan FPI dan HTI,” ucap politikus PSI tersebut.
Dalam tangkapan layar grup WA tersebut, terdapat foto seorang anggota yang gambar keberadaan Ade Armando di depan Gedung DPR. Gambar itu juga berisi pesan ‘Tolong diinfokan ke massa aksi kalau si Ade Armando ada di depan gedung DPR MPR. Geruduk si Islamophobia ini’.
Sementara itu, Ketua Umum Jaringan Nasional Mileanies Pusat Muhammad Ramli Rahim membantah tudingan Wakil ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie terkait keterlibatan relawan Anies Baswedan dengan penganiaya Ade Armando. Menurutnya, grup WhatsApp ‘Relawan Anies Apik 4’ rekayasa.
Dalam screenshot grup WA tersebut, seseorang mengirimkan gambar keberadaan Ade Armando di Demo 11 April. Gambar itu disertai tulisan ‘Tolong diinfokan ke massa aksi kalau si Ade Armando ada di depan gedung DPR MPR. Geruduk si Islamophobia ini’.
“Seluruh relawan Anies itu sudah diinstruksikan untuk menjaga kemurnian gerakan mahasiswa. Justru (Whatsapp Group Relawan Anies Apik 4) itu menurut kami rekayasa,” kata Ramli.
Dia menuturkan WhatsApp Group mudah direkayasa. Dia mengklaim pihaknya telah membuat larangan kepada para relawan untuk tidak merusak kemurnian unjuk rasa mahasiswa sehari sebelum demo 11 April berlangsung.
“Merekayasa WAG terlalu mudah. Kami membuat larangan demi menjaga kemurnian gerakan mahasiswa. Kalaupun ada di lapangan, itu pribadi-pribadi. Jumlahnya sangat kecil,” katanya.