Diduga Milik ISIS, Polisi Italia Sita Narkoba Senilai Rp 14,4 Triliun

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-14 ton pil amfetamin yang diduga milik ISIS disita oleh kepolisian Italia. Narkoba senilai Rp 14,4 trilun itu diduga untuk mendanai kegiatan “teroris” dan ditujukan untuk pasar obat ilegal Eropa.

Penyelidik mengatakan, telah menahan tiga kapal kontainer mencurigakan pada Rabu 1 Juli 2020 merapat di pelabuhan Italia selatan Salerno dan menemukan 84 juta tablet obat Captagon di dalam mesin dan silinder kertas besar untuk keperluan industri yang mereka bawa.

Obat-obatan itu bernilai sekitar 1,12 miliar US dolar atau sekitar Rp 14,4 triliun dan bakal dijual di pasar Eropa diduga untuk membiayai terorisme, kata polisi keuangan Naples dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Aljazeera, Kamis 2 Juli 2020.

“Kita tahu ISIS membiayai kegiatan terorisnya dengan mengutamakan perdagangan narkoba yang dilakukan di Suriah,” tulis pernyataan itu.

Saat memotong gulungan kertas dan roda gigi logam dengan gergaji, ditemukan tablet yang dicetak dengan dua lingkaran, simbol Captagon.

Video yang diambil polisi menunjukkan pil tumpah dari gulungan dan roda saat dibuka paksa.

Polisi mengatakan sedang menyelidiki apakah Camorra yang berbasis di Naples mengorganisir kejahatan ini dan mendalami apakah mereka memerintahkan pengiriman besar-besaran untuk penjualan internasional.

Diketahui, Captagon adalah salah satu dari beberapa nama merek fenethylline hidroklorida, senyawa obat milik golongan amfetamin yang dapat menghambat rasa takut dan menangkal kelelahan.

Polisi bea cukai dalam sebuah pernyataan menerangkan, Captagon sering digunakan anggota ISIS untuk “menghambat rasa takut dan sakit”.

Sebelumnya, dua pekan lalu, juga di pelabuhan Salerno, polisi menyita sebuah kontainer yang dikirim dari Suriah untuk menyelundupkan 2.800 kilogram ganja dan lebih dari 1 juta pil amfetamin dengan simbol yang sama dengan yang dicegat pada Rabu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini