Cuma Gautam Adani, Yang Tidak Mati Mendadak Ketika Hartanya Amblas Rp 1.605 triliun Dalam Sehari

Baca Juga

Mata Indonesia, Jakarta – Orang kaya selalu saja jadi sorotan. Publik selalu  mau tahu, mengapa kekayaannya naik. Pun jika anjlok. Lha kalau kekayaannya stabil-stabil saja? Itu pun public mau tahu, kok bisa stabil-stabil aja!

Maka ketika harta orang terkaya Asia, Gautam Adani. Kamis (2/2/2023), disinyalir mengalami  kerugian menyusul publikasi laporan Hindenburg Research, lembaga asal New York AS, public sejagat ikut heboh. Angka kerugiannya memang fantastic, konon mencapai Rp 1.605 triliun (kurs Rp 15.000).

Miliuner  asal India ini, disebut-sebut sebagai orang Asia pertama yang berada di jajaran tiga besar orang terkaya dunia. Ia dijajarkan persis di bawah bos Tesla, Elon Musk, dan Jeff Bezos, pendiri Amazon. Di Bloomberg Billionaires Index terbaru, Gautam Adani,  tercatat memiliki harta sekitaran  US$ 137,4 miliar atau setara Rp 2.042 triliun.

Bandingkan dengan laporan Forbes bertajuk Indonesia’s 50 Richest,  yang menempatkan Budi dan Michael Hartono  sebagai orang terkaya di Indonesia yang kekayaannya mencapai US$47,7 miliar atau Rp746,07 triliun ( itu pun dengan hitungan kurs Rp15.641/US$).

Sebagaimana kebanyakan kisah hidup orang sukses, Gautam Adani, perjalanan hidupnya tak mulus-mulus amat. Waktu kuliah,  ia sempat dikeluarkan (drop out) dari Universitas Gujarat. Ia kemudian pontang panting cari penghidupan. Mulai dari pedagang “remehan” sampai jadi pedagang berlian. Sukses di sini, di tahun 1998,  ia mendirikan Adani Group, yang merambah  banyak sektor, termasuk pelabuhan, batu bara dan energi.

20 tahun kemudian, bintangnya gemerlap,  melejit jadi miliuner dengan kekayaan US$ 9,3 miliar, dinilai fantastic karena mengalahkan total kekayaan Bill Gates.

Alkisah, lonjakan kekayaan yang begitu fantastic membuat beberapa kalangan cukup terpengarah. Di antaranya Hindenburg Research, lembaga asal New York AS. Maka ditelitilah geliat bisnis yang dilakukan Gautam Adani. Penelitian selama lebih dari dua tahun itu, konon, telah menyeret Gautam, menjadi konglomerat “hitam”.

Hindenburg Research menuduhnya  terlibat “manipulasi saham”, pencucian uang, penggelapan pajak dan korupsi. Adani sendiri membantah tuduhan itu. Ia menyebutnya “kebohongan”

Adani sendiri menilai tuduhan itu sebagai cerita nyinyir belaka. Katanya suatu ketika. Dan ketika melakukan pembelaaan atas segala tudingan tersebut, ia menyebut jika apa yang  dilakukannya selama ini,  merupakan sebuah  “patriotisme”.

Kepeduliannya terhadap nasib rakyat kecil ia jadikan alasan utamanya. Syahdan dalam hal kepedulian ini, Gautam Adani punya catatan. Ia mendirikan Adani Foundation, yang memberi perhatian pada kesehatan, pendidikan dan pengembangan ketrampilan masyarakat. Ceritanya  melalui yayasan ini,  ia telah  menggelontorkan uang ratusan trilyun.

Namun, awal 2023 menjadi ‘mimpi buruk’ bagi Adani. Menyusul publikasi yang dilaporkan Hindenburg Research. Saham saham perusahaan Adani di sana sini, anjlok. Chanel News Asia, mengemukakan sebagian besar saham Adani Group turun tajam pada hari Senin. 30 Januari 2023.

Para analis memperkirakan dalam satu hari, kerugian di seluruh bisnis utama Gautam Adani,  mencapai US$ 107 miliar atau setara Rp 1.605 triliun (kurs Rp 15.000) pada Kamis (2/2/2023).

Forbes langsung  menurunkan Gautam Adani dari daftar Top 10 orang terkaya di dunia. Dilansir Reuters, yang mengutip sumber pemerintah dan perbankan, penurunan cepat saham perusahaan Grup Adani telah memicu kekhawatiran atas risiko sistemik yang lebih luas ke pasar India. Bank sentral India telah meminta bank lokal untuk perincian eksposur mereka ke Adani.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini