BMKG: Banjir dan Tanah Longsor Bakal Landa Sigi dan Morowali Utara, Warga Diminta Waspada

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi tiga hari kedepan banjir dan tanah longsor bakal melanda Kabupaten Sigi dan Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Untuk itu warga diminta untuk waspada.

“Dua daerah ini harus dipantau, sebab diperkirakan akan terjadi bencana banjir dan tanah longsor di bantaran sungai dan lereng-lereng gunung akibat hujan lebat,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim, Minggu.

Peristiwa bencana hidrometeorologi pada musim hujan kata dia disebabkan oleh udara panas yang mengalir dari laut Arafura dengan membawa uap air cukup banyak ke udara.

Oleh karena itu, tiga hari ke depan mulai hari ini, Minggu 26 Juli hingga 28 Juli 2020, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta otoritas lainnya perlu mewaspadai bencana hidrometeorologi yang disebabkan curah hujan cukup tinggi.

Dia mengimbau warga yang bermukim di bantaran sungai dan lereng-lereng pegunungan yang curam agar selalu waspada. Namun tidak panik berlebihan.

Ia mengatakan dua kabupaten tersebut umumnya memiliki tanah bercampur pasir, sehingga rentan menimbulkan longsor dan banjir. Apalagi, di bagian hulu sungai terjadi penumpukan material kayu cukup banyak yang mengakibatkan pergerakan air terhambat, lalu membentuk bendungan-bendungan kecil.

Oleh karena itu, jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, air meresap dan membuat tanah semakin jenuh. “Jika hal ini terus berulang, tanah jenuh akan meleleh lalu menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor,” katanya.

Untuk puncak musim hujan, di Sulteng sendiri akan terjadi selama tiga bulan, Juni-Agustus. Kemudian pada minggu pertama bulan September nanti, daerah ini mulai memasuki musim kemarau.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kritik Gagalnya Pemprov Tangani Sampah hingga Tutup TPA Piyungan, Walhi Jogja: Anggaran Tak Maksimal dan Timbul Masalah Baru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Sepanjang tahun 2023, wilayah DIY yang meliputi Kota Jogja, Kabupaten Sleman, dan Bantul menghasilkan lebih dari 1.000 ton sampah per hari yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. Sayangnya, hanya 28,69 persen dari total sampah tersebut yang berhasil diolah, sedangkan 71,31 persen atau sekitar 1.046 ton sampah lainnya langsung dibuang tanpa pengelolaan yang memadai. Hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.
- Advertisement -

Baca berita yang ini