Bicara Pemakzulan Presiden, PKB Sebut Din Syamsuddin Absurd

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Politikus PKB Abdul Kadir Karding angkat bicara terkait komentar Dosen Pemikiran Politik Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Din Syamsuddin terkait tiga syarat untuk memakzulkan kepala negara menurut Islam.

Dirinya menyayangkan sikap seorang tokoh mengutarakan pemakzulan di saat masyarakat menghadapi pandemi. Menurutnya pernyataan tersebut cenderung absurd karena dilontarkan saat masyarakat butuh bersatu menghadapi pandemi Covid-19.

“Usulan pemakzulan itu tidak pada tempat dan proporsi yang tepat ya, sangat naif dan cenderung absurd kalau ada ide seperti itu,” ujarnya kepada wartawan, Rabu 3 Juni 2020.

Kendati demikian menurut Karding sah saja dalam demokrasi untuk menyampaikan pendapat. Hanya saja, di suasana pandemi ini, yang dibutuhkan adalah kebersamaan, bahu membahu, saling memotivasi dan mendorong, bekerja sama.

Lebih lanjut anggota Komisi I DPR RI ini mengatakan sulit secara politik untuk memakzulkan presiden. Sebab, dukungan kepada Presiden Joko Widodo sangat kuat.

“Jadi, saya kira, itu bagian-bagian untuk mencari perhatian sekaligus mengganggu jalannya konsolidasi negara untuk menghadapi negara yang berat ini,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

A2RTU Gelar Expo Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Pendukung Ketahanan Pangan dan Net Zero Emission

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketahanan pangan menjadi isu yang masif didengungkan oleh pemerintah. Terlebih, saat ini Indonesia bersiap menyongsong Indonesia Emas 2045. Di sisi lain, dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan (BKP) yang kini diubah menjadi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Tahun 2020-2024 menyebut bahwa pembangunan pangan di Indonesia masih menghadapi masalah. Utamanya, terkait dengan penyediaan (supply) pangan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini