MINEWS, JAKARTA-Bangsa Indonesia patut berbangga diri. Pasalnya, salah satu wilayahnya yakni Ambon, dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu kota musik dunia.
Dengan ini, Kota Ambon bersanding bersama 65 kota lainnya yang ditunjuk UNESCO dan akan bergabung dalam Jaringan Organisasi Kota Kreatif yang kini berjumlah total 246 anggota.
Dalam situs Unesco.org disebutkan bahwa jaringan ini menyatukan kota-kota yang mendasarkan pengembangan mereka pada kreativitas, baik dalam musik, seni dan kerajinan rakyat, desain, bioskop, sastra, seni digital dan gastronomi.
Kota-kota kreatif UNESCO berkomitmen untuk menempatkan budaya di pusat strategi pembangunan mereka dan untuk membagikan praktik terbaik mereka kepada dunia.
Menurut Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, di seluruh dunia, kota-kota yang terpilih ini memiliki cara sendiri untuk menjadikan budaya sebagai pilar bukan aksesoris.
“Strategi mereka juga kami lihat untuk membawa budaya sebagai pilar, bukan aksesoris, ini mendukung inovasi politik dan sosial, serta sangat penting bagi generasi muda,†kata Audrey seperti dikutip situs unesco.org.
Pada 31 Oktober 2019, UNESCO dan para pejabat dari 24 kota di seluruh dunia merayakan Hari Kota Sedunia. Jaringan Organisasi Kota Kreatif sedunia ini tidak hanya berfokus pada budaya melainkan juga akses, inklusi, pendidikan kewarganegaraan global, pertahanan hak, ekonomi, dan pekerjaan.
Selain itu juga dinilai bagaimana pencegahan dan ketahanan terhadap perubahan iklim. Perayaan ini merupakan sebuah kesempatan untuk berdialog tentang perkotaan.
Pertemuan ini akan menampilkan kota-kota luar biasa yang mengandalkan inovasi dan kecerdasan kolektif untuk membangun masa depan kota mereka.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Ambon bersama Badan Ekonomi Kreatif telah mendaftarkan Ambon sebagai kota musik dunia ke-18.
Dua bangunan telah diresmikan guna mendukung fasilitas dan infrastruktur yang memadai, seperti gedung studio musik di Universitas Pattimura dan gedung pertemuan musik etnik di kampus Institut Agama Islam Negeri Ambon.