Mata Indonesia, Sleman – Baliho kampanye dari pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sleman nomor urut 2, Harda Kiswaya dan Danang Maharsa, memicu kontroversi di kalangan masyarakat. Pasalnya, baliho tersebut yang viral di media sosial dinilai mengandung unsur seksisme dan misoginis.
Akun Instagram @politicaljokesid sempat membagikan informasi terkait baliho ini. Dalam baliho tersebut tertulis “Milih Imam (Pemimpin) Kok Wedok. Jangan Ya Dik Ya! Imam (Pemimpin) Kudu Lanang.”
Untuk diketahui,di Pilkada Sleman 2024, terdapat dua paslon yang berkompetisi. Lawan politik paslon nomor urut 2 adalah Bupati petahana, Kustini Sri Purnomo, yang maju bersama Sukamto (Kusuka) sebagai paslon nomor 1.
Saat dikonfirmasi, calon Wakil Bupati Sleman nomor urut 2, Danang Maharsa, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait baliho tersebut. Namun, Danang menyatakan belum mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas pemasangan baliho kampanye tersebut.
“Ya, kami sedang menyelidiki siapa yang memasang baliho itu, apakah dari kami atau relawan. Belakangan ini banyak sekali relawan yang menyatakan dukungan, sehingga tidak semua APK bisa terpantau,” ujar Danang pada Sabtu 19 Oktober 2024.
Danang menegaskan bahwa tim kampanye internal tidak pernah memerintahkan pembuatan baliho dengan konten tersebut. Meskipun demikian, ia mengakui banyaknya relawan membuat pengawasan terhadap konten APK menjadi sulit. Ia juga memastikan timnya tengah berupaya mencari tahu pihak yang bertanggung jawab.
“Selama ini kami tidak pernah memerintahkan pembuatan baliho semacam itu. Kalau dari relawan, mungkin saja karena jumlahnya yang banyak membuat kami sulit untuk mengontrol satu per satu APK yang mereka buat,” tambah Danang.
Lebih lanjut, Danang menyebut pihaknya langsung bergerak cepat menurunkan baliho tersebut. Ia menegaskan bahwa tim kampanye tidak pernah berinisiatif membuat APK dengan pesan semacam itu.
“Kami sudah memerintahkan untuk membersihkan semua baliho yang dipasang, di manapun lokasinya,” ungkapnya.
Sebagai pembelajaran, Danang berharap ke depannya relawan dapat berkomunikasi lebih baik dengan tim kampanye, khususnya terkait pemasangan APK.
“Kami menghargai semua dukungan dari relawan, tapi penting bagi mereka untuk selalu berkoordinasi dengan tim kami agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ujar dia.