Mata Indonesia, Sleman – Setiap bulan, DIY menyalurkan bantuan sosial pangan kepada 8000 lansia non penerima pensiunan, PKH dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Besaran bantuan pangan yang sudah berjalan 3 bulan ini senilai Rp300.000,00/bulan, dan disalurkan melalui rekening digital para lansia berusia di atas 60 tahun tersebut.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X secara langsung meluncurkan Program Bantuan Sosial Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU), Rabu (03/04) di Warung Arnis, Wukirsari, Sleman. Warung Arnis adalah salah satu warung yang termasuk dalam Warung Lanjut Usia Yogyakarta (Waluyo), yang menjadi tempat bagi para lansia membelanjakan bantuan yang diberikan.
Sri Sultan menyebut, bantuan sosial ini merupakan salah satu cara mewujudkan visi kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Apalagi, keberadaan generasi lanjut usia merupakan sebuah kekayaan yang tidak ternilai. Berdasarkan prinsip-prinsip kemanusiaan ini lah, memberikan jaminan hidup yang layak serta kenyamanan menjadi hal yang wajib dilakukan.
“Memberikan penghormatan dan penghargaan kepada para Lansia bukanlah sekedar pilihan. Itu adalah sebuah panggilan jiwa, kewajiban moral yang menuntut tindakan nyata dari kita semua,” kata Sri Sultan.
Saat ini berdasarkan indeks pembangunan kesehatan, sudah terjadi penurunan angka kelahiran, kesakitan, kematian dan meningkatkan umur harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup ini harus diikuti dengan terciptanya generasi lansia yang tangguh, aktif, mandiri dan produktif. Oleh karena itu, mesti dihadapkan pada tantangan penurunan fisik dan mental, semangat kaum lansia wajib dijaga agar dapat berkontribusi bagi masyarakat.
“Faktanya sekarang banyak para Lansia yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Terutama yang hidup tanpa cukup uang pensiun, aset atau tabungan. Ini yang harus kita perhatikan, dan layanan kita kepada mereka menjadi komitmen yang tidak boleh dikhianati,” ujar Sri Sultan.
Selain bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan Lansia, Sri Sultan juga mengatakan, bantuan ini dapat meningkatkan jumlah konsumsi Lansia. Hal ini juga dapat memberikan dampak positif bagi penurunan angka kemiskinan. Pun mampu meningkatkan kualitas ekonomi tidak hanya bagi Lansia, namun juga bagi pemilik warung maupun masyarakat sekitar.
“Saya melihat penurunan angka kemiskinan ekstrem sebagai sebuah tanda kemajuan karena bantuan sosial. Pada awalnya, mereka hanya mampu belanja 500ribuan saja, kini bisa belanja hingga 800ribuan karena ada tambahan 300ribu dari kita. Ini bagus,” kata Sri Sultan.
Namun demikian, Sri Sultan berharap, para Lansia yang masih mampu bekerja, dapat menggunakan tenaga dan pikiran untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Selain itu, Sri Sultan juga mengimbau banyak pihak untuk meneguhkan komitmen dan memastikan para lansia merasa dihargai, dilindungi dan terus mampu berkontribusi bagi generasi yang akan datang.
Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsih mengatakan, persentase Lansia di DIY adalah 17,33% dari jumlah penduduk. Jumlah ini terus bertambah seiring dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup di DIY. Oleh karena itu, DIY harus memastikan terpenuhinya hak dasar dan kesejahteraan lansia ini, melalui Bansos Jaminan Sosial.
Bansos ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial bagi Lansia. Program tersebut merupakan terobosan baru yang menunjukkan komitmen kuat DIY untuk menjamin terpenuhinya pemenuhan kebutuhan dasar bagi Lansia. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan dasar Lansia, mendorong peningkatan kepedulian keluarga dan masyarakat dalam pemenuhan hak-hak Lansia, melaksanakan rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, pendampingan sosial, advokasi sosial dan memberdayakan warung-warung yang ada di sekitar penerima bantuan Lansia.
“Mekanisme penyaluran Bansos ini berbasis digital, dengan menggandeng Bank BPD DDIY. BPD DIY menyediakan rekening virtual dalam bentuk barcode. Selanjutnya mereka bisa mendatangi Waluyo dengan membawa barcode dan KTP saja. Untuk Bansos ini sementara akan dilaksanakan selama 1 tahun dan berkelanjutan,” papar Endang.
Saat ini, terdapat 257 Waluyo di DIY. Warung-warung yang diberdayakan adalah warung-warung setempat. Warung-warung ini juga menerima pencairan pangan melalui program PKH dan komponen anak sekolah.
Sutrisno Wiyono (70 tahun) dari Dusun Bulak Salak, Cangkringan mengatakan sudah 3 kali mendapatkan bantuan. Bantuan yang dia terima berwujud telur, beras, gula, ayam dan kebutuhan dapur. Dirinya mengaku sangat senang atas adanya bantuan tersebut. Apalagi, bantuan kali ini diberikan langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang menurut pengakuannya baru pertama kali dia temui, dan hanya bisa melihat dari televisi saja. Apalagi bantuan ini, sangat meringankan bebannya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh cangkul di sawah tetangga ini.
“Matur kalian Ngarsa Dalem, maturnuwun sanget. Kulo dereng nate pikantuk bantuan. Dapat bantuan ini langsung dari Ngarsa Dalem, matur sembah nuwun sanget,” tutur Sutrisno Wiyono.