MATA INDONESIA, JAKARTA – Seiring tren berkebun yang terus meningkat selama pandemi covid-19, permintaan tanaman Anthurium disebut naik setelah vakum selama 14 tahun.
Anthurium adalah tanaman dari keluarga Aracea. Dalam keluarga ini, anthurium adalah genus dengan jumlah jenisterbanyak sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium.
Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijautua dengan urat dan tulang daun besar yang menonjol. Sehingga terlihat tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan saat dewasa.
Para kolektor yang tergiur akan keindahannya rela memburu tanaman ini meski harganya yang mahal. Entah dijadikan sebagai koleksi atau dibeli untuk dijual kembali. Anthurium pun menjadi bisnis yang menggiurkan.
Dulu tanaman ini sempat ngetren di tahun 2007-an. Bahkan, bunganya dinilai sebagai simbol kelas sosial, hanya golongan kelas menengah ke atas yang dapat memilikinya.
Saat di puncak kejayaannya, anthurium dapat dihargai sebesar 300.000-500.000 per daun. Bahkan, ada yang sampai jutaan rupiah.
Seiring berjalannya waktu, harga anthurium merosot tajam. Penurunan harga tersebut diduga karena jumlah pedagang anthurium terus bertambah dan stok yang semakin banyak. Sementara masyarakat sudah mulai jenuh sehingga hargaturun dengan cepat.
Meski tidak sepopuler awal kemunculannya, permintaan anthurium terus meningkat setiap tahun di antaranya Jenmanidan Gelombang Cinta. Untuk tujuh daun berukuran sedang, jenmani dihargai 85 ribu Rupiah per pot yang sebelumnya pada 2007-an dihargai 30 ribu-50 ribu-an Rupiah
Reporter : Rama Kresna Pryawan