Era Kepemimpinan Presiden Jokowi Lahirkan Masa Emas Pembangunan Infrastruktur Indonesia

Baca Juga

Oleh : Aditya Prayudi )*

Era kepemimpinan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode, dari 2014 hingga 2024, dikenal sebagai masa emas pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Presiden Jokowi telah meletakkan fondasi yang kuat untuk mempercepat pembangunan di berbagai sektor, terutama infrastruktur, yang telah menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Kebijakan Presiden Jokowi yang menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan negara, membawa Indonesia semakin dekat dengan cita-cita menjadi negara maju.

Sebagai bentuk apresiasi atas capaian selama 10 tahun pemerintahan Presiden Jokowi, utamanya dalam bidang konstruksi dan investasi, Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) memberikan penghargaan terhadap Presiden sebagai Bapak Konstruksi Indonesia atas suksesnya pembangunan infrastruktur yang signifikan.

Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Abdul Muis mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang pemerintah gencarkan sangat penting untuk dapat mengejar ketertinggalan.

Sebagai informasi bahwa saat ini world competitiveness atau daya saing Indonesia mengenai bidang infrastruktur mampu terus naik peringkat, dari yang sebelumnya 34 kini menjadi hingga 27.

Bukan hanya sekedar infrastruktur saja, namun pemerintah juga membangun infrastruktur energi, transportasi, pertanian, permukinan teknologi inforamsi, komunikasi, yang mana seluruhnya telah banyak rampung dan masyarakat sangat merasakan manfaatnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), Dr. Ilyas Indra ikut memberikan apresiasi sangat tinggi atas program kerja Presiden Jokowi dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin selama 10 tahun menjabat.

Kepala Negara telah berhasil melakukan berbagai macam pembangunan infrastruktur yang luar biasa untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara yang semakin maju. Bukan hanya sekedar keberhasilan di bidang infrastruktur saja, namun terdapat juga program lain yang patut mendapatkan apresiasi tinggi seperti pada bidang ekonomi dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Di sisi lain, Pengamat Kebijakan Publik dari UIN Alauddin Makassar, Jalaluddin B. juga memberikan apresiasi atas bagaimana upaya pemerintah di era kepemimpinan Presiden Jokowi untuk memeratakan pembangunan hingga di seluruh pelosok Indonesia.

Kebijakan pembangunan di Tanah Air pada era kepemimpinan Presiden RI ke-7 itu memang salah satunya melalui pemerataan pembangunan infrastruktur ke semua daerah sehingag memberikan dampak yang positif, seperti pergeseran investasi dari yang sebelumnya banyak di wilayah Indonesia Barat, kini ke Indonesia Timur.

Presiden Jokowi menyadari pentingnya infrastruktur jalan tol sebagai urat nadi transportasi dan distribusi ekonomi. Dengan hadirnya jaringan tol yang luas, biaya logistik dapat ditekan, waktu perjalanan antar daerah dipangkas drastis, dan aksesibilitas antar wilayah meningkat. Hal ini tidak hanya memperkuat konektivitas antara pulau dan kota besar, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi wilayah yang sebelumnya terisolasi.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Jokowi menyadari pentingnya membangun infrastruktur maritim yang kuat untuk mendukung visinya menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Pembangunan pelabuhan-pelabuhan baru dan revitalisasi pelabuhan yang sudah ada menjadi prioritas penting. Dengan pembangunan pelabuhan dan jaringan maritim yang lebih baik, Indonesia semakin terintegrasi dengan pasar global, memperkuat daya saing ekonomi nasional.

Selain transportasi dan maritim, infrastruktur energi juga menjadi salah satu fokus utama pembangunan di era Jokowi. Proyek 35.000 MW listrik adalah salah satu proyek ambisius yang diluncurkan untuk memastikan ketersediaan listrik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan pembangkit listrik di berbagai wilayah, termasuk energi baru terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga air dan tenaga surya, semakin mendekatkan Indonesia pada kemandirian energi.

Jaringan listrik yang lebih luas juga memungkinkan akses listrik bagi daerah-daerah terpencil yang sebelumnya belum terjangkau. Ini adalah langkah penting dalam memastikan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dalam dua periode kepemimpinannya, Presiden Jokowi telah membawa Indonesia melangkah jauh dalam pembangunan infrastruktur yang revolusioner. Proyek-proyek ambisius yang dicanangkan dan diselesaikan selama 10 tahun terakhir bukan hanya menjadi simbol kemajuan fisik, tetapi juga motor penggerak ekonomi yang memperkuat daya saing Indonesia di kancah internasional.

Di bawah kepemimpinan pria kelahiran Surakarta itu, infrastruktur tidak hanya menjadi alat untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas, tetapi juga sebagai sarana mempercepat pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan pembangunan yang merata, Kepala Negara tidak hanya membangun jembatan, pelabuhan, dan jalan, tetapi juga membangun masa depan bangsa yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya saing tinggi.

Infrastruktur yang telah dan akan terus dibangun adalah warisan abadi yang akan dinikmati oleh generasi mendatang, sebuah pondasi kokoh bagi Indonesia untuk meraih mimpi menjadi negara maju pada tahun 2045.

)* Penulis adalah Pengamat Masalah Sosial Politik

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemkab Sleman Bersama Bea Cukai Yogyakarta Sosialisasikan DBHCHT

Mata Indonesia, Sleman - Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama Bea Cukai Yogyakarta melakukan sosialisasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) kepada warga Kapanewon Kalasan pada Rabu, (18/9) di Royal Palm Resto. Sosialisasi ini dibuka secara langsung oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa.
- Advertisement -

Baca berita yang ini