Oleh : Rivka Mayangsari*)
Indonesia, sebagai negara yang dikenal dengan keragaman budaya dan agama, tengah menjadi sorotan dunia internasional menjelang kunjungan Paus Fransiskus yang dijadwalkan dalam waktu dekat. Kunjungan ini diharapkan tidak hanya menjadi momentum bersejarah bagi umat Katolik di Indonesia, tetapi juga sebagai simbol penting dalam memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah masyarakat yang majemuk. Seluruh elemen bangsa diharapkan menyambut kedatangan Paus dengan semangat persatuan dan kerja sama, sebagaimana yang telah ditegaskan oleh berbagai tokoh agama dan pemimpin bangsa.
PBNU menyampaikan pesan penting terkait keberagaman menjelang kedatangan Paus Fransiskus. Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menekankan pentingnya menjaga keberagaman sebagai anugerah Tuhan yang harus dijaga bersama. Menurutnya, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan kesempatan untuk memperkuat komitmen bangsa ini terhadap toleransi beragama. Masyarakat perlu memandang bahwa perbedaan sebagai kekayaan, bukan ancaman.
Yahya juga berharap bahwa kunjungan Paus Fransiskus menjadi pengingat untuk selalu merawat harmoni di tengah keberagaman. Selain itu, ia mengajak masyarakat Indonesia untuk menyambut kedatangan Paus dengan semangat persaudaraan dan keterbukaan, seraya menegaskan bahwa PBNU akan terus berkomitmen menjaga nilai-nilai moderasi beragama di Indonesia.
Sementara itu, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) juga memberikan pernyataan terkait kunjungan Paus Fransiskus. Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, menyebutkan bahwa salah satu alasan utama Paus Fransiskus memilih untuk mengunjungi Indonesia adalah karena reputasi negara ini dalam menjaga toleransi beragama. Indonesia telah lama dikenal sebagai negara dengan mayoritas Muslim yang hidup berdampingan secara harmonis dengan umat beragama lainnya.
Kardinal Suharyo mengatakan bahwa Paus Fransiskus ingin melihat langsung bagaimana toleransi tersebut diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Kunjungan ini juga membawa pesan penting tentang bagaimana agama bisa menjadi alat untuk mempersatukan, bukan memecah belah, dan berharap pesan-pesan kedamaian serta persatuan akan semakin kuat terdengar, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Selain itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Arsjad Rasjid, juga memberikan pandangannya menjelang kedatangan Paus Fransiskus. Arsjad menekankan pentingnya kolaborasi lintas agama dan budaya sebagai kunci untuk mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan. Bahwa kolaborasi dalam perbedaan adalah salah satu kekuatan terbesar Indonesia. Paus Fransiskus membawa pesan yang sangat relevan, yaitu bagaimana bekerja sama meskipun berbeda latar belakang demi mencapai tujuan bersama, yakni perdamaian.
Arsjad juga mengajak seluruh pemimpin bisnis dan masyarakat luas untuk mendukung upaya-upaya yang memperkuat kohesi sosial dan mendorong dialog antaragama. Kedatangan Paus Fransiskus diyakini akan menjadi katalisator bagi berbagai inisiatif yang bertujuan mempererat persaudaraan di antara berbagai komunitas di Indonesia, serta menjadikan Indonesia contoh nyata dalam mewujudkan harmoni di masyarakat yang plural.
Meskipun Indonesia telah lama dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, tantangan tetap ada. Beberapa insiden intoleransi di berbagai daerah mengingatkan bahwa upaya menjaga kerukunan beragama tidak boleh berhenti. Kedatangan Paus Fransiskus dianggap sebagai momentum untuk bersama-sama mengatasi tantangan ini.
Salah satu cara untuk mewujudkan harmoni adalah dengan terus mendorong dialog dan kerja sama lintas agama. Program seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan inisiatif lintas agama lainnya perlu terus didukung dan diperkuat. Selain itu, penting juga melibatkan generasi muda dalam upaya menjaga toleransi, mengingat mereka adalah penerus bangsa yang akan membawa nilai-nilai ini ke masa depan.
Kedatangan Paus Fransiskus juga dilihat sebagai kesempatan untuk memperkuat pendidikan toleransi di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. Dengan menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis diharapkan dapat terwujud.
Secara keseluruhan, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dianggap sebagai momen bersejarah yang harus dimanfaatkan dengan baik. Ini adalah kesempatan untuk memperkuat komitmen terhadap toleransi dan harmoni, serta menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kedamaian dan persatuan.
Dengan dukungan berbagai tokoh agama, pemimpin masyarakat, dan seluruh elemen bangsa, diharapkan Indonesia menjadi semakin inklusif dan damai. Diharapkan pula bahwa masyarakat dapat menyambut Paus Fransiskus dengan tangan terbuka dan hati yang penuh kedamaian, seraya terus bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh warga negara tanpa memandang perbedaan.
Menjaga toleransi antar agama di Indonesia adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat. Toleransi tidak hanya berarti menghormati perbedaan, tetapi juga aktif bekerja sama dalam membangun jembatan pengertian di antara berbagai kelompok agama. Setiap individu diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang menyebarkan semangat perdamaian dan kesatuan.
Melalui dialog yang konstruktif, saling menghargai, dan menjaga sikap terbuka, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua. Kedatangan Paus Fransiskus menjadi pengingat penting bahwa kerja keras dalam menjaga toleransi harus terus dilakukan demi terciptanya kehidupan yang rukun dan damai di masa depan.
)* Pemerhati masalah sosial