Wisata Agama ke Armenia, Negara Kristen Pertama di Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, YEREVAN – Bagi sebagian besar kaum Nasrani, Armenia dianggap sebagai salah satu wilayah suci. Mengapa? Karena Armenia merupakan negara pertama di dunia yang menetapkan Kristen sebagai agama resmi pada 30 Masehi. Terletak di benua Asia bagian Barat, negara ini hanya memiliki populasi mencapai tiga juta orang.

Meski tergolong kecil, negara tersebut memiliki tempat penting dalam sejarah keagamaan. Hal itu dapat dilihat dari situs situs kuno dan monumen yang ada di Armenia.

Berikut beberapa informasi dan tempat bersejarah di negara dengan julukan Seribu Biara :

Pemimpin pertama Gereja Apostolik Armenia

Pemimpin pertama Gereja Apostolik Armenia dipegang oleh anak dari keluarga kaya golongan bangsawan, Gregory Sang Pencerah. Alih alih bahagia, Gregory kecil harus kehilangan sang ayah setelah membunuh pemimpin Armenia, Raja Khosrov II. Atas perbuatan itulah  orang tuanya tersebut dieksekusi.

Sempat mengungsi ke Cappodocia, Gregory memutuskan untuk kembali ke negara asalnya ia mampu mengkristenkan Raja Armenia beserta penduduknya. Namun sayang, kehadirannya itu tidak diterima baik oleh sang raja. Bahkan, Gregory dipaksa untuk meninggalkan agama Kristen. Karena tidak mau mengikuti perintah tersebut, sang raja memasukannya ke dalam jeruji besi.

Namun siapa sangka, setelah 13 tahun berada di dalam penjara, Gregory berhasil menyakinkan sang raja untuk memeluk agama Kristen. Seiring jalannya waktu tepat pada 301 Masehi, sang raja Tridates III langsung mendeklarasikan Kristen sebagai agama resmi negara Armenia. Sejak saat itulah, Gregory menjadi pemimpin pertama dari Gereja Apostolik.

Benteng Garni

Dibangun Raja Tridates I, Benteng Garni sudah berdiri sejak abad pertama Masehi, sebelum Kristen menjadi agama resmi di negara tersebut. Dahulu kala, kuil itu digunakan untuk menyembah dewa matahari mengikuti mitologi Armenia. Sebenarnya, keberadaan benteng tersebut sempat terancam ketika Raja Tiridate III mendeklarasikan Kristen sebagai agama resmi negara Armenia.

Mengapa demikian? Karena saat itu, sang raja berkomitmen untuk menghancurkan seluruh kuil anismisme. Entah bagaimana, kuil itu berhasil bertahan dan berdiri kokoh sampai saat ini. Berbeda halnya dengan jaman dahulu, kini kuil itu dijadikan simbol Neopaginisme serta lokasi wisata paling populer di Armenia. Bayangkan saja, Benteng Garni selalu dikunjungi lebih dari 136.000 orang setiap tahunnya. Sangat luar biasa bukan?

Gereja Santa Gayane

Salah satu bangunan kuno lainnya adalah Gereja Santa Gayane di Vagharshapat. Karena memiliki kisah menarik, tempat yang dibangun pada tahun 630 itu dinobatkan sebagai Warisan Budaya Unesco. Pemberian nama Gayane merujuk pada kematian Abbes Gayane yang kala itu dieksekusi oleh Raja Tiridate III setelah ketahuan menjadi penganut Agama Kristen. Untuk mengenangnya, Catholicos Ezra I mendirikan Gereja Santa Gayane di tempat sang kepala biara di eksekusi. Bahkan, makamnya pun berada di dalam bangunan tersebut.

Biara Khor Virap

Khor Virap merupakan biara yang berlokasi di Padang Ararat. Konon, kawasan itu merupakan tempat dimana Raja Tiridates III menahan Gregory. Untuk menghormati sang pemimpin Gereja Apostolik, penduduk kala itu membangun kapel tersebut di atas penjara bawah tanah Gregory pada tahun 642. Kini, Khor Virap menjadi salah satu lokasi yang paling banyak dikunjungi di Armenia. Bahkan, tidak sedikit orang yang mengadakan pernikahan di kapel tersebut.

Biara Geghard

Sama halnya dengan Gereja Santa Gayane, Biara Geghard juga masuk dalam Warisan Budaya Unesco. Biara itu dibangun pada abad ke 4 oleh Gregory setelah Raja Tiridates III mendeklarasikan agama Kristen di Armenia. Menurut legendanya, bangunan itu sebelumnya bernama Airivank atau biara gua. Namun, setelah tombak yang diduga untuk menusuk Yesus Kristus dibawa ke biara itu, penduduk setempat sepakat untuk mengubah namanya menjadi Geghard. Kini tombak tersebut dapat dilihat di Katedral Etchmiadzin di Vagharshapat.

Gereja Zorats

Gereja Zorats terletak di sebuah kota di Provinsi Vayots Dzor. Berbeda dengan gereja lainnya, bangunan itu hanya terdiri dari sebuah altar dan dua buah ruang untuk acara keagamaan. Menurut legendanya, gereja tersebut dibangun pada abad ke 14 ketika Armenia sedang berperang dengan kaum Mamluk di Suriah. Nah menariknya, para sejarawan menyebut bahwa tempat itu dulunya digunakan untuk memberkati tentara Armenia yang menaiki kuda sebelum pergi ke medan perang.

Pemakaman Noratus

Terletak di Provinsi Gegharkunik. Pemakaman Noratus memiliki 800 batu dengan ukiran Khackars yang sangat unik. Apa itu Khackars? Sebuah pahatan batu dengan motif salib dan bunga yang dipandang sebagai simbol keselamatan jiwa. Diciptakan pertama kali pada abad ke-9, kini batu batu itu masuk dalam daftar Warisan Budaya Unesco.

Pemakaman kuno Karahunj

Yang terakhir yaitu pemakaman Karahunj yang terletak di Provinsi Syunik, bagian Yerevan. Memiliki area seluas 7 hektare, kawasan itu diyakini sebagai tempat pemakaman kuno oleh para sejarawan. Mengapa demikian? Karena peti mati yang ada dikawasan itu masih terbuat dari batu dan ditutupi dengan beberapa lempengan. Terlebih, sepertiga dari 223 batu pada situs tersebut memiliki lubang kecil, dimana sangat berguna untuk melakukan observasi astronomi. Para ahli menyebutnya sebagai pemakaman prasejarah.

Reporter : R Al Redho Radja S

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini