Tokoh Papua Tegas Tolak Provokasi, Kedamaian Kunci Pembangunan Berkelanjutan

Baca Juga

Oleh: Markus Tabuni*

Kondisi Papua saat ini tengah berada dalam fase penting menuju percepatanpembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berbagai program yang digulirkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diarahkan untukmengurangi ketimpangan, memperkuat infrastruktur, serta membuka aksespendidikan dan kesehatan yang lebih baik bagi seluruh warga. Dalam konteks inilah, seruan tokoh-tokoh adat Papua agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan tetapmenjaga kedamaian memiliki makna strategis. Papua membutuhkan situasi yang kondusif agar upaya pembangunan bisa berjalan dengan lancar dan berkelanjutan.

Seruan pertama datang dari Agus Hubi, Ketua Organisasi Barisan Merah Putih Provinsi Papua Pegunungan sekaligus Kepala Suku Wilayah Adat Lapango, Kabupaten Jayawijaya. Ia menegaskan bahwa masyarakat harus bijak dalammenyikapi berbagai isu yang berpotensi memicu demonstrasi maupun kericuhan. Agus menilai aksi-aksi massa yang tidak jelas arah dan tujuannya justru akanmerugikan masyarakat sendiri. Menurutnya, lebih baik masyarakat fokus mendukungprogram pemerintah yang pada akhirnya akan membawa manfaat besar bagi anakcucu di masa depan, terutama dalam hal pendidikan dan kesejahteraan sosial. Pesanini mencerminkan pandangan seorang pemimpin adat yang memahami pentingnyastabilitas untuk menjamin keberlanjutan pembangunan.

Pandangan yang senada juga disampaikan oleh Fatra Muhammad Saltif, KetuaLembaga Masyarakat Adat Provinsi Papua Barat Daya. Ia memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah pusat, khususnya Presiden Prabowo Subianto, atasperhatian nyata yang diberikan kepada para kepala suku di wilayah budayaDombere. Ucapan terima kasih tersebut menunjukkan bahwa ada komunikasi yang baik antara pemimpin adat Papua dengan pemerintah pusat, serta adanyakepercayaan bahwa perhatian tersebut akan diwujudkan dalam bentuk program pembangunan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Dukungan daritokoh adat seperti Fatra menjadi bukti bahwa Papua tidak hanya membutuhkanstabilitas, tetapi juga kerja sama erat antara pemangku kebijakan di tingkat lokaldan nasional.

Selain itu, langkah konkret yang ditempuh Pemerintah Provinsi Papua Selatan juga menambah optimisme terhadap masa depan Papua. Penandatanganan kesepakatanantara Gubernur Apolo Safanpo dan Ketua PURT DPD RI Hasan Basri menandaikomitmen bersama untuk memperkuat sinergi pembangunan di wilayah tersebut. Kesepakatan itu mencakup penyediaan lahan hibah untuk pembangunan Kantor DPD RI sekaligus integrasi dengan master plan pusat pemerintahan provinsi. Lebih darisekadar pembangunan fisik, kesepakatan ini memperlihatkan adanya konsolidasiserius antara daerah dan pusat untuk mendorong akselerasi pembangunan Papua Selatan.

Poin penting dari kesepakatan tersebut adalah adanya upaya kolaboratif yang diinisiasi untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan masyarakat Papua Selatan. DPD RI berperan sebagai jembatan komunikasi dan koordinasi dengan pemerintahpusat, sehingga berbagai kebutuhan pembangunan daerah bisa ditangani denganlebih cepat. Hal ini membuktikan bahwa Papua tidak berjalan sendiri dalam proses pembangunan, melainkan mendapatkan dukungan penuh dari lembaga negara demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Jika ditarik benang merah, maka seruan tokoh adat dan langkah pemerintah daerahini memiliki keterkaitan yang erat. Agus Hubi menyerukan agar masyarakat tidakterjebak dalam aksi-aksi provokatif, melainkan fokus pada aktivitas produktif yang mendukung program pembangunan. Fatra Muhammad Saltif menekankanpentingnya rasa terima kasih dan penghargaan atas perhatian pemerintah pusatterhadap Papua. Sedangkan Pemerintah Papua Selatan memperlihatkan langkahnyata dengan menjalin sinergi bersama DPD RI untuk mempercepat pembangunan. Semua pandangan dan tindakan tersebut bermuara pada satu hal: menjagakedamaian dan memastikan Papua tetap berada dalam jalur pembangunanberkelanjutan.

Seruan agar tidak mudah terprovokasi memiliki arti yang sangat dalam. Provokasi, baik berupa isu maupun ajakan demonstrasi yang tidak jelas, kerap kali hanyamerugikan masyarakat sendiri. Alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat, provokasi semacam itu sering dimanfaatkan oleh segelintir pihak untuk kepentingansesaat. Ketika masyarakat terjebak dalam arus tersebut, maka yang terjadi justrukerugian materi, terganggunya aktivitas sehari-hari, hingga menurunnyakepercayaan terhadap pemerintah. Di sisi lain, kedamaian dan stabilitas memberikanruang yang luas bagi pemerintah untuk menyalurkan berbagai program bantuan, membuka akses investasi, serta membangun fasilitas publik yang dibutuhkanmasyarakat Papua.

Membangun Papua bukanlah pekerjaan instan. Dibutuhkan waktu, konsistensi, dan dukungan dari seluruh elemen, termasuk tokoh adat, pemerintah daerah, hinggapemerintah pusat. Dalam tradisi masyarakat Papua, kepala suku memiliki peransentral sebagai figur panutan. Oleh karena itu, seruan Agus Hubi dan FatraMuhammad Saltif bukan sekadar pernyataan pribadi, melainkan refleksi dari nilai-nilai adat yang menempatkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan individu. Ketika para tokoh adat bersatu menolak provokasi, maka itu berarti ada keinginankolektif untuk melindungi masyarakat dari kerugian yang tidak perlu.

Dengan situasi Papua yang kini mulai menunjukkan arah positif, maka tantanganterbesar adalah bagaimana mempertahankan stabilitas tersebut. Pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi akan berjalan lebih cepat jikamasyarakat ikut berperan menjaga kedamaian. Program-program pemerintah, baikyang digulirkan melalui kementerian maupun kerja sama dengan lembaga sepertiDPD RI, hanya akan berhasil jika didukung penuh oleh rakyat. Untuk itu, seruanpara tokoh Papua agar masyarakat tetap tenang, tidak ikut-ikutan demo yang tidakjelas, dan fokus pada pembangunan adalah sebuah ajakan yang relevan sekaligusbijak.

Papua adalah bagian integral dari Indonesia yang memiliki potensi besar, baik darisisi sumber daya alam maupun budaya. Potensi itu akan semakin berarti jika dikeloladalam suasana damai dan kondusif. Karena itu, pesan tokoh-tokoh Papua agar masyarakat tidak mudah terprovokasi harus dijadikan pegangan bersama. Dengankedamaian, Papua akan mampu mengejar ketertinggalan dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

*Penulis merupakan Wartawan dan Pemerhati Isu Papua

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Terus Berkomitmen Berikan Penguatan UMKM untuk Pemerataan Ekonomi

Mata Indonesia, Jakarta – Pemerintah terus memperkuat komitmennya dalam memberikan penguatan kepada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)...
- Advertisement -

Baca berita yang ini